Sunday 26 June 2011

Being a human is not that easy

Ternyata menjadi seorang khalifah di muka bumi ini dengan beribu amanah yang disampaikan Allah melalui para perantara-Nya tidaklah mudah. Kita dikaruniai berjuta nikmat yang tak terhitung jumlahnya semenjak kita terlahir di muka bumi ini, namun sampai detik ini mengapa masih saja ada perasaan membangkangkan dalam hati kita dengan mengumpat karunia-Nya...

Astagfirullahaladzim..

Ya Allah..
Ampunilah diri ini..

Apalah arti seluruh kekayaan materi yang aku terima apabila kekayaan hati saja masih aku abaikan..
Apalah arti cita-cita yang indah apabila aku tak melibatkan Engkau di dalam urusanku..

Ya Allah..
Permudahkanlah jalanku..

Saat ada setitik niat baik di dalam hati ini, bukakanlah sejuta pintu peluang untukku dan biarkanlah aku melihat pintu tersebut sehingga aku masuk ke dalamnya dan mengambil kesempatan lain yang Engkau berikan..

Ya Allah..
Bukakanlah mata hatiku..

Apapun yang aku lihat dengan mataku, biarkanlah mata hatiku melihat dan biarkanlah hati ini mencerna setiap kejadian dari sisi positif..

Ya Allah..
Sembuhkanlah hati ini..

Engkau yang memberikan setiap rasa di hati ini, Engkau pulalah yang memegang kendali untuk menghilangkan rasa ini. Jika saja kebencian mulai mendominasi hati ini, biarkanlah kebaikan menyembukan hati ini ya Allah..

Ya Allah..
Tolong hambamu..

Aku sedang dalam perjalananku untuk selalu belajar memahami setiap arti dalam hidup yang kulalui ini. Jika saja ada kesalahan yang aku lakukan, maafkanlah aku. Biarkan aku mengambil hikmah dari setiap kejadian yang ada. Jadikan aku manusia yang selalu bertumbuh lebih baik dari hari ke hari. Seandainya penyakit hati telah meracuniku, sembuhkanlah aku dengan kasih sayangMu..

Ya Allah..
Aku sayang kepada-Mu..

Di setiap hembusan nafas yang aku keluarkan, aku belajar untuk selalu ingat kepada-Mu. Aku tak mengharapkan surga-Mu. Terlalu muluk bagiku. Biarlah dunia ini yang mutlak adanya dimana aku sedang berada didalamnya memberikanku banyak pengalaman hidup.

Ya Allah..
Tuntun aku..

Apalah arti terang benderang jika aku tak memiliki-Mu sebagai penuntunku. Lebih baik aku berjalan di dalam kegelapan tetapi ada Engkau yang menunjukkan aku jalan yang benar daripada aku harus jalan menyusuri keadaan yang terang benderang tanpa Engkau..

Ya Allah..
Di saat dukaku dan disaat sukaku. lapangkanlah hatiku..

Berikanlah kebahagiaan yang nyata saat aku melihat orang-orang yang aku cintai bahagia. Berikanlah kedamaian di hati ini bahwa aku adalah orang yang paling beruntung memiliki diriku sendiri.

Ya Allah..
Kabulkanlah doaku..

Di setiap rintih sakitku dan haru bahagiaku, dengarkanlah aku..
Aku sayang pada-Mu.

Allahu Akbar..
Allah Maha Besar..

Friday 24 June 2011

Untuk Emak Sayang..

Assalamualaikum..

Emak sayang..
Apa kabarmu, nenekku yang paling cantik? Aku harap Emak tidak terkejut menerima surat ini. Entah karena perkara apa, aku hanya percaya bahwa Tuhan menyediakan akses bagiku menulis surat ini untuk Emak.

Emak sayang,
saat aku menulis surat ini, aku baru saja menyelesaikan penulisan kata pengantar untuk tugas akhirku. Nama Emak kucantumkan dengan penuh kasih sayang dan kerinduan mendalam di halaman itu. Aku baru saja melalalui hari-hari yang sangat melelahkan di kampus demi menuntaskan tugas akhirku untuk pelulusanku tahun ini. Oh iya, mak.. Emak tenang saja.. Emak tak perlu memikirkan biaya kuliah ku. Bibi selalu menyempatkan dirinya untuk memberikan aku beberapa lembar uang puluhan ribu untuk biaya hidupku selagi aku kuliah. Emak juga tak perlu khawatir mengenai kelengkapan kuliahku, baju muslimku, atau mukenaku. Mukena pemberianmu masih sangat bagus. Aku pikir aku tidak akan membutuhkan mukena yang baru. Aku akan tetap mengenakan mukena cantik pemberianmu tahun lalu untuk lebaran tahun ini.

Emak sayang,
Tadi siang aku menemukan rekapan chatting-ku bersama salah satu temanku mengenai kekagumanku terhadap kebaikanmu. Pada saat itu, aku sedang membicarakan kedatanganmu ke rumah ku yang lagi-lagi engkau selalu menyempatkan waktu untuk memberikan aku beberapa lembar uang puluhan ribu. Engkau bilang bahwa engkau sedang memiliki kelebihan rejeki seraya memperlihatkan kepadaku beberapa uang ratusan ribu. Sedang pada saat aku, sayup-sayup aku dengar percakapanmu dengan ibuku dari dapur; percapakapan serius mengenai biaya pajak yang hampir jatuh tempo dan harus segera engkau bayar.

Emak tahu tidak?
Setiap aku bertatapan wajah denganmu, aku selalu memandang dalam ke matamu yang coklat jernih yang masih bisa membaca alqur'an dan melihat pemandangan jauh dengan masih sangat jelas tanpa menggunakan lensa tambahan seperti aku. Setiap aku masuk ke dalam matamu, aku selalu berkata kepada Tuhan "Andai aku punya mata seindah milikmu..". Setiap aku berbicara denganmu, aku akan khusyuk memperhatikan bola matamu yang sangat indah. Tak ada seorangpun yang boleh menggangguku memperhatikan matamu. Matamu ini seolah-olah sebuah sinyal bagiku untuk selalu memperhatikanmu pada saat engkau berbicara. Seolah-olah Tuhan sedang memberikanku isyarat bahwa engkau tak lama lagi meninggalkanku.

Emak sayang..
Tak pernah ada bait puisi yang bisa aku tulis seindah tulisanku untukmu. Semenjak engkau pergi, aku selalu merindukanmu. Air mata ini sangat sulit untuk kutahan, terutama setiap saat aku menyebut nama lengkapmu setelah aku mengucapkan 'Khusushon ilaa ruuh..".

Emak..
Maafkan aku sebelumnya, emak. Terhitung baru satu kali aku mengunjungi rumahmu tanpa kehadiranmu setelah engkau pergi sekitar tiga bulan lalu. Setiap aku menyempatkan diri pulang ke Cikarang, aku tidak selalu punya banyak waktu untuk mengunjungi rumahmu. Selain itu, rasanya aku tak kuat menaaan rasa rindu ini yang akan selalu aku ungkapkan melalui butiran air mata jika aku mengucapkan "rumah nenek" tanpa aku temukan "nenek" ku di rumah itu. Pada saat itu, seperti biasa, kita melakukan kebiasaan kita tiap datang mengunjungi rumahmu. Aku dan orangtuaku beserta bibi dan kakek mengadakan makan bersama sambil lesehan. Para wanita berbondong-bondong membawa hidangan dari dapur menuju ruang tengah. Saat makanan sudah terhidang semua, aku seperti sedang menunggu sesuatu. Yaa.. aku menunggumu, emak.. Aku pikir pada saat itu engkau masih di dapur membereskan makanan yang belum sempat dibawa ke ruang tengah, tapi.. ya.. aku terhenyak. Nampaknya aku belum terbiasa makan tanpa kehadiranmu.

Emak-ku sayang..
Terkadang bodohnya aku yang selalu menghitung amal ibadahku sendiri. Aku pikir saat amal ibadahku minimal bisa lebih banyak dari amal burukku, aku akan pergi melihatmu di surga. Tapi aku sadar.. banyaknya amal ibadahku tak sebanding dengan kebaikanmu. Lalu, aku urungkan niatku. Biarlah aku disini. Terpisah darimu. Mungkin ini sudah takdirku denganmu.

Emak..
Mungkin jika aku yang pergi terlebih dahulu meninggalkan engkau, engkau akan selalu mengajak orangtuaku untuk mengunjungi peristirahatan terakhirku setiap bulan..
Mungkin jika aku yang pergi terlebih dahulu meninggalkan engkau, engkau akan selalu membacakanku shalawat dan doa setiap harinya di atas sajadahmu.

Tapi emak..
Nyatanya engkau yang lebih dulu meninggalkanku..

Emak,
Tak banyak yang bisa aku amalkan setiap hari..
Aku hanya bisa untuk selalu bersyukur kepada Tuhan yang telah menciptkan Kamis.
Karena disana lah aku bisa mengirimkan kasih sayangku untukmu melalui yasinku.

Emak..
Aku pernah mendengar hadits bahwa jarak terdekat Tuhan dengan hambanya adalah ketika ia sedang bersujud. Maka disitulah aku selalu membisikkan namamu kepada Tuhan.. di setiap sujudku.



Aku sayang padamu, Emak..
Sayang sekali..

Cucumu yang sangat mencintaimu

One more time.. I miss you..

have you ever felt so envious when seeing someone?
what kind of person you envy for?

For me,
there is nothing I feel jealous a lot than seeing a grandmother aged about over than 60 years-old.

Seeing that grandmother reminds me of my grandmother.
If she were still alive, her age would be about that age.

I really want to know what she is doing right know...
this moment...
when I am writing anything about her.

I really want to know what she is thinking right know..
this moment..
when I am here thinking about her...

I miss you, grandma..

Tuesday 14 June 2011

Grandma, How Are You?

Grandma..
How are you?

I miss you, grandma..
It seems that..
It was yesterday when I saw you smiling at me..
It was yesterday when I saw you kissing my cheeks..
It was yesterday when I saw you laughing at my jokes..
It was yesterday when I saw you cooking my favorite foods..
It was yesterday when I saw you sleeping beside me..
It was yesterday, grandma..
But today.. Where are you?

Have you ever felt missing someone a lot?
Someone who has passed away..

Have you ever felt that you prefer going to die and meet him/her?
That is what I am feeling right now..

I miss my grandma.. So much..
I miss everything about her..
Especially her kindness.
There no one as friendly as her..


Grandma..
I believe you are in heaven now..
Having the greatness of the God's heaven while looking at me from the above..

Grandma..
I always pray for you from my place..
I miss you..

Sunday 5 June 2011

Profil Master Chef Indonesia




Master Chef Indonesia menjadi tontonan favorit saya kali ini. Saya memang suka makan dan saya juga suka sekali bereksperimen dengan masakan. Acara ini tayang setiap Sabtu dan Minggu dari jam setengah empat sore sampai dengan sekitar jam setengah tujuh malam. Acara ini merupakan adaptasi dari acara di luar negeri dengan judul yang sama yaitu Master Chef. Dinilai oleh ketiga orang juri. Di Master Chef Indonesia itu sendiri terdiri dari Chef Juna atau dengan nama lengkap Junior Rorimpandey, Chef Vendex Tengker atau biasa disebut Chef Vindex saja, dan satu-satunya Chef wanita yaitu Chef Marinka atau dengan nama lengkap Rinrin Marinka.



Nah, ini dia para pesertanya:

Sarwan (41 thn) Surabaya – Office Boy

Membuat orang lain tertawa dengan kepolosannya adalah keahlian lain yang dimiliki pria berusia 40 tahun ini selain memasak. Mulai belajar memasak sejak tinggal sendiri sebagai anak kost, pria yanng sehari-hari berprofesi sebagai office boy ini mengikuti MasterChef Indonesia untuk dapat mengubah nasib. Sarwan terbiasa memasak untuk rekan-rekannya di kantor, biasanya mereka akan mengumpulkan sejumlah uang dan memberikannya ke Sarwan untuk membeli bahan masakan. Laki-laki yang baru saja menikah ini mengaku bahwa masakan Indonesia adalah keahlian utamanya. Terbiasa dengan bahan seadanya, ia percaya bahwa kemampuannya berkreasi dengan bahan terbatas dapat menjadi salah satu keunggulan yang tidak dimiliki oleh kontestan lain.

Datang dengan dukungan penuh dari seluruh keluarga, rekan kerja hingga atasannya di kantor, Sarwan yang mengidolakan Farah Quinn ini ingin dapat membuktikan kepada semua orang yang pernah menghina bahwa melalui masakannya ia bisa menjadi seseorang yang berbeda. Ironisnya, hari dimana ia dinyatakan lolos menjadi slah satu kontestan adalah hari dimana rumah yang ia tempati dirampok orang. Karena itulah Sarwan datang ke MasterChef Indonesia membawa segudang impian untuk sang istri dan ibu tercinta yang ingin ia wujudkan lewat kelezatan hasil masakannya.

Tata (28 thn) Jakarta - Wiraswasta


Wanita bernama lengkap Duhita Cynthia Arsani ini merasakan ketertarikan terhadap dunia memasak semenjak Tata kecil tinggal bersama sang Eyang yang hobi dan ahli memasak. Selalu merasa tertantang dengan hal-hal baru, memasak kemudian menjadi salah satu hal yang ia eksplorasi. Single mother dari seorang putra berusia 6 tahun ini adalah seseorang yang tidak mudah menyerah dan sangat menikmati apapun yang ia kerjakan bersama sang anak. Membuka suatu usaha dengan sang Ibu, Tata rela meninggalkan usaha tersebut dan mengejar impiannya untuk dapat membuka sebuah restoran serta menjadi seorang MasterChef melalui kompetisi ini. Selain itu, tinggal jauh dari putra kesayangannya selama masa karantina pun menjadi salah satu pengorbanan yang siap ia lakukan.
Pernah bersekolah di Australia membuat Tata tidak hanya mahir membuat masakan Indonesia tapi juga mampu membuat masakan ala Western. Jenis masakan panggang (grill) menjadi salah satu jenis masakan yang sangat ia andalkan untuk dapat bertahan di MasterChef Indonesia. Tata menjalani kompetisi ini dengan santai dan menikmati semua proses yang ada. Baginya, selain kompetisi, MasterChef juga merupakan sebuah kesempatan untuk menambah ilmu serta tempat untuk mengukur diri, karena itulah ia menjalaninya dengan santai sambil tersu memberikan yang terbaik


Rahmi (22 thn) Padang - Mahasiswi


Kontestan asal Padang ini merupakan bungsu dari tiga bersaudara. Kuliah yang mengharuskannya tinggal seorang diri di Bandung membuat Ami, nama panggilannya, semakin kreatif dalam memanfaatkan bahan makanan yang ada. Hal yang sama ia lakukan pada saat audisi MasterChef di Bandung. Dengan bahan makanan yang terbatas, Ami berusaha membuat sebuah kreasi baru yang akhirnya berhasil mengantarkan ia sampai di Gallery Kitchen MasterChef.

Keluarga besar gadis yang sangat suka bermain uno dan bercanda dengan teman ini hampir semuanya bisa memasak. Di rumahnya di Padang, Rahmi terbiasa memasak untuk seluruh anggota keluarga. Keahlian lain yang ia banggakan adalah kemampuannya berbahasa Prancis dengan baik, menari latin serta menjadi seorang presenter. Jika ditanya apa mimpi yang ingin ia wujudkan, maka mahasiswi Univ. Pendidikan Indonesia ini akan menjawab dengan lantang bahwa ia ingin bisa membuka restoran Indonesia miliknya di Prancis. Selain keluarga, nama lain yang menjadi inspirasi serta motivasinya dalam meraih mimpi adalah Bob Sadino, Wiliam Wongso, Bondan Winarno, Windy Lee dan Chef Master Rinrin Marinka.

Kevin (18 thn) Jakarta - Pelajar


Tiga kata paling tepat untuk menggambarkan Kevin ialah cheerful, ambisius dan talkative. Cita-citanya untuk menjadi seorang billionaire mendorong ia mencoba banyak hal yang berhubungan dengan bisnis. Pertemuannya dengan dunia masak dimulai saat ia mencoba membuat chocolate chips cookies untuk dijual. Mendapatkan respon yang sangat positif, Kevin pun kemudian mempelajari banyak ragam masakan secara otodidak. Keluarga, buku, televisi dan internet menjadi guru terbaik guna mengembangkan kemampuannya.

Kontestan termuda di MasterChef Indonesia ini termasuk seorang remaja yang memiliki banyak teman dan berbeda dengan remaja kebanyakan. Di usia yang masih sangat muda, ia telah tahu persis apa yang ia inginkan untuk masa depannya. Menjadi seorang businessman di duni kuliner, menerbitkan buku dan menjadi pemenang MasterChef Indonesia hanyalah beberapa dari sekian banyak goal yang telah ia buat untuk hidupnya. Kevin bersedia meninggalkan ujian nasional demi dapat berada di kompetisi ini. Keputusan itu tidak ia buat dengan sembarangan, melainkan karena ia yakin dengan kemampuan dan teknik memasak yang ia miliki. Mimpinya yang terbesar adalah menjadi seorang founder untuk sebuah brand restaurant khusus Indonesia yang tersebar ke berbagai belahan dunia dan menjadi sepopuler restoran Nobu.

Marcella (29 thn) Bogor – Pengusaha Aksesoris


Pancake yang gosong adalah karya pertamanya dengan sepupu-sepupu. Kala itu ia masih SD dan belum mengerti betul tentang teknik memasak. Masakan kedua yang ia buat lebih kompleks yaitu somay. Kontestan yang akrab dipanggil Cella ini tidak akan ada habisnya menceritakan tentang hasrat dan passionnya terhadap memasak. Buat Cella, memasak adalah art, bagian dari hidup yang harus ia lakukan sestiap hari. Ia tidak pernah bosan mencari hal-hal baru untuk diolah dan selalu merasa tertantang untuk membuat orang lain menyukai makanannya.
Dikelilingi oleh orang-orang yang memang mencintai dunia kuliner, Marcella merasa bahwa dulu sang Ibu selalu membuatkannya makanan yang aneh tapi enak. Sehingga setelah dewasa ia pun semakin tertarik untuk belajar membuat hal yang sama. Sebagian besar masakan Cella merupakan resep yang ia buat sendiri, salah satunya adalah Nasi Ayam yang merupakan signature dish-nya. Sangat mengagumi Bara Pattiradjawane dan William Wongso karena cara memasak mereka yang penuh semangat dan passion. Marcella percaya bahwa masakan merupakan pancaran perasaan orang yang membuat.
Ia tidak menyangka bahwa akhirnya bisa masuk ke dalam gallery kitchen MasterChef. Mendaftar di detik-detik terakhir, awalnya Cella sempat tidak yakin dapat menjadi salah satu kontestan. Namun sekarang setelah menjadi kontestan, ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan dan akan memberikan yang terbaik.

Fero (25 thn) Toli Toli – Desainer Interior


Wanita bernama lengkap Feronica Ang ini memiliki seorang Ibu dan kakak perempuan yang gemar memasak. Buat Fero, masakan sang Ibu adalah yang terbaik. Apapun yang beliau masak bisa terasa enak dan tidak membosankan. Hal ini kemudian mendorong Fero untuk juga mencintai masak memasak. Sarjana Desain Interior ini telah lama menjadi penggemar reality kompetisi MasterChef versi US dan Australia. Karena itu ia tidak ingin melewatkan kesempatan untuk dapat menjadi bagian dari kompetisi ini saat melihat informasi tentang audisi MasterChef. Makanan yang ia bua pun tidak main-main, Fero terbiasa memasak beragam macam makanan dari culture dengan rasa yang berbeda-beda. Memasak adalah passion yang serius ia pelajari dan selalu menimbulkan sensasi bahagia di dirinya.
Cara Gordon Ramsay memasak dan management skill yang ia miliki membuat Fero ingin sekali bertemu dengan idolanya tersebut. Banyak hal baru tentang dunia kuliner yang masih ingin dan perlu ia pelajari sebelum menyandang gelar MasterChef apabila menang nanti. Untuk itu ia dengan rajin berbincang kepada kontestan lain, bertukar ilmu, membaca resep hingga mengandalkan insting untuk menciptakan hal baru dalam setiap masakannya. Apabila berhasil menang nanti, Fero ingin dapat mewujudkan impiannya untuk membangun sebuah restoran dengan konsep interior yang special. Dengan begitu dua bagian dalam kehidupannya dapat dijadikan satu kesatuan

Dudy (59 thn) Surabaya – Direktur


Menjadi anak ke empat dari 12 bersaudara memberi banyak keuntungan untuk kakek dari 5 orang cucu ini. Besarnya jumlah keluarga Pak Dudy membuat sang Ibu harus meminta bantuan anak-anaknya saat memasak dan disitulah Pak Dudy mulai mengenal dan mencintai dunia kuliner. Meskipun sudah tergolong berumur, pak Dudy tidak pernah mengubur mimpinya untuk memiliki restoran dan menjadi terkenal karena masakan buatannya. Spesialisasi Pak Dudy adalah makanan jawa dan peranakan melayu. Begitu banyak kreasi masakan sudah ia ciptakan dan ia ajarkan kepada anak serta menantu.

Pak Dudy dikenal sebagai seseorang yang suka bercanda dan mudah bergaul dengan siapa saja. Meskipun menjadi kontestan dengan usia paling tua, namun beliau tidak kesulian untuk membaur dan bahkan bertindak layaknya seorang ayah di karantina. Selain mengikuti MasterChef Indonesia, hal berani lain yang pernah ia lakukan ialah berhenti dari pekerjaannya dan membangun sebuah perusahaan sendiri dari nol. Buah kerja keras Pak Dudy terbayar sudah dengan perkembangan perusahaan yang dimilikinya saat ini. Karena itulah kini saat yang tepat untuknya mengejar mimpi lain yaitu menjadi seorang chef professional.

Agus (25 thn) Banjarmasin - Guru


Kebiasaannya membantu sang Ibu berjualan di warung kala kecil dulu membuahkan kemampuan masak yang sekarang ia miliki. Pria asal Banjarmasin ini kemudian belajar memasak secara otodidak dan berhasil mempelajari berbagai macam menu di dapur rumah nya sendiri. Berprofesi sebagai guru dan secara khusus dating dari Banjarmasin ke Surabaya demi mengikuti audisi MasterChef Indonesia, Agus memang sangat percaya diri dengan kemampuan, pengetahuan serta teknik memasak yang ia punya.
Bercita-cita untuk menjadi seorang cooking entertainer, Agus menjalani seluruh proses kompetisi ini dengan fokus dan goal yang jelas yaitu keluar sebagai seorang MasterChef. Wisata kuliner menjadi salah satu ajang pembelajaran yang selalu ia lakukan guna memperkaya pengetahuannya tentang masakan. Agus adalah seorang pria yang tahu persis apa yang ia inginkan. Karena itulah ia merasa bahagia mendapatkan dukungan 100 % dari seluruh keluarga untuk bisa berada di MasteChef. Untuknya sekarang ini, kompetisi MasterChef adalah jalan atau kesempatan emasnya untuk meraih cita-cita. Penggemar berat Rudi Choiruddin dan Farah Quinn ini mengaku bahwa selain masakan Indonesia dan internasional, kue juga menjadi salah satu masakan unggulan miliknya yang patut dirasakan oleh para Chef Master.


Albie (36 thn) Bandung – Manager Mini Market


Ayah dari 2 anak ini merasa mendapatkan kemampuan memasaknya dari sang Ibu. Ia telah menyukai segala hal berbau memasak sejak kelas 3 SD namun baru merasa bisa mengolah bahan saat duduk di bangku SMA. Melakukan berbagai percobaan dalam meracik bumbu dan bahan menjadi salah satu kegemarannya untuk mengasah kemampuan memasak tersebut. Hobinya membaca buku resep pun menjadi salah satu senjata andalan dalam kompetisi reality MasterChef ini, karena membuat ia menguasai beragam jenis masakan yang berbeda.
Curtis Stone dan Edwin Lau adalah dua orang Chef yang sangat ia kagumi. Laki-laki pecinta motor besar ini mengaku bahwa memasak merupakan salah satu caranya untuk dapat mengungkapkan emosi dan berkomunikasi. Lulusan Universitas Parahyangan ini adalah sosok seorang ayah yang sangat mencintai keluarganya, karena itulah kompetisi ini menjadi salah satu hal yang sangat berarti. Mimpinya untuk dapat menjadi ikon baru di dunia kuliner Indonesia membuat Albie harus siap meninggalkan keluarganya selama berbulan-bulan untuk di karantina dan memberikan yang terbaik dalam setiap masakan agar bisa keluar sebagai seorang pemenang.

Teguh (38 thn) Surabaya - Pengrajin


Pria asal Surabaya ini selalu terlihat tenang dan tidak banyak bicara. Keahliannya dalam membuat handicraft telah membawanya menjadi seorang eksporter handicraft yang sukses. Usaha handicraft yang telah ia tekuni sejak tahun 1996 ini belum pernah sekalipun ia tinggalkan dalam waktu yang lama. Akan tetapi semangat kompetisinya langsung terpacu saat ia mengetahui adanya program MasterChef Indonesia. Hal itu terjadi karena memasak adalah salah satu hal yang juga ia kuasai selain membuat handicraft.

Belajar memasak dari sang Ibu yang sangat ia kagumi, Teguh sebenarnya tidak pernah memiliki obsesi yang terlalu tinggi dalam bidang kuliner. Namun dorongan semangat serta dukungan yang besar dari seluruh keluarga serta teman membuatnya kemudian memutuskan untuk mengikuti kata hati dan berusaha berekspresi melalui masakan. Berada di dapur selalu membangkitkan suasana hati yang menyenangkan untuk pria yang mengidolakan Martin Yan ini. Sejak kelas 3 SD ia telah belajar memasak secara otodidak. Menciptakan kreasi masakan baru merupakan salah satu cara yang ia lakukan untuk mengembangkan kemampuannya. Selain itu, ia juga menjadi juru masak sehari-hari untuk keluarganya. Karena itulah ia optimis dapat bertahan di MasterChef Indonesia.

Niken (57 thn) Jakarta – Konsultan Perusahaan


Tumbuh dewasa di lingkungan keluarga yang suka makan dan memasak membuat Ibu Niken secara mudah mendapatkan kecintaannya terhadap dunia kuliner. Anak dan sang suami adalah penggemar tetap semua masakan yang ia buat. Masakan Indonesia menjadi salah satu keahlian yang ia banggakan, menurutnya kompleksitas bahan dan teknik memasak pada masakan Indonesia membuatnya tidak mudah untuk dikuasai. Ibu dari Sabrina yang masih berusia 1 tahun 7 bulan ini awalnya merasa sangat berat untuk berada di karantina selama mengikuti kompetisi karena ia belum pernah sekali pun meninggalkan sang putri. Namun dukungan dari sang suami dan keinginan untuk membanggakan almarhumah anak pertamanya yang menyukai semua masakannya kemudian menjadi motivasi tersendiri.

Ibu Niken menguasai berbagai teknik memasak dan membuat kue. Hal tersebut semuanya ia dapatkan dari belajar sendiri melalui buku atau internet. Ia adalah sosok ibu yang lembut namun tidak mudah menyerah. Dalam MasterChef Indonesia ia siap membuktikan bahwa walaupun terlihat tanpa beban dalam berkompetisi, wania yang bekerja sebagai konsultan sebuah perusahaan telekomunikasi ini akan selalu memberikan yang terbaik dan percaya diri akan membuat Chef Master memilihnya hingga akhir kompetisi.

Inggrid (32 thn) Jakarta – Wedding Organizer


Di masa anak-anak, Inggrid tidak bisa memasak sama sekali. Pengalaman harus hidup seorang diri di Malaysia saat kuliah S1 lah yang kemudian mau tak mau membuatnya harus memasak. Dari sebuah keharusan, memasak kemudian menjadi hal yang ia sukai dan kuasai dengan baik. Tinggal di Belanda dengan sang Suami kemudian menambah kemampuannya dalam memasak karena Inggrid selalu memasak berbagai macam makanan khas Indonesia untuk mengobati rasa rindu tanah air. Dimulai dari memasak untuknya dan suami, masakannya kemudian juga disukai oleh sesama WNI yang tinggal di Belanda saat itu.

Sejak saat itu Inggrid yang memiliki usaha wedding organizer bersama sang Ibu kemudian bercita-cita untuk membuka sebuah restoran Indonesia di berbagai negara agar WNI yang tinggal disana bisa melepaskan rasa rindu tanah air serta mempopulerkan masakan khas Indonesia ke seluruh dunia. Selain itu, keinginannya untuk menjadi celebrity chef dan menulis buku resep kemudian mendorongnya untuk mengikuti MasterChef. Ibu dari tiga orang putra ini yakin bahwa dari seorang amateur cooker ia bisa berkembang dan memiliki kualitas untuk menjadi seorang MasterChef. Terlebih dengan pribadinya yang percaya diri dan tidak mudah menyerah, ia yakin dapat memenangkan reality kompetisi ini.

Priscil (22 thn) Bandung – Model


Bercita-cita untuk bisa kuliah di Le Cordon Bleu suatu hari nanti, Priscil mendapatkan kecintaannya akan dunia kuliner melalui sang Ibu dan Nenek. Ia dikelilingi oleh keluarga yang tidak hanya suka memasak tapi juga merasakan makanan enak yang selalu berbeda. Dalam setiap pertemuan keluarga, Priscil biasanya mendapatkan tugas untuk memasak satu jenis masakan tertentu untuk dihidangkan. Selain bertanya pada sang Ibu, resep-resep unik Priscil dapatkan dari kreasi dan keberaniannya dalam menciptakan hal-hal baru. Jika sedang tidak memasak, hal lain yang ia suka lakukan adalah merias orang lain.

Lewat MasterChef Indonesia, Priscil ingin dapat menjadi seorang Chef professional dan memberitahu kepada semua orang bahwa Chef bisa menjadi salah satu pilihan profesi yang menjanjikan. Kakak dari seorang adik perempuan ini sangat takut dengan kegagalan. Untuknya semau hal lebih baik telah direncanakan sehingga kemungkinan untuk gagal dihilangkan seminimal mungkin. Ia siap untuk berkompetisi dengan peserta lainnya dan menunjukkan bahwa dari ke tiga puluh kontestan yang ada, ia merupakan salah satu yang terbaik.


Hilman (38 thn) Bandung - Wiraswasta


Mendapatkan pujian dari seseorang yang merasakannya masakannya merupakan hal menyenangkan untuk pria yang biasa dipanggil Iman ini. Dengan kedua orang tua yang suka memasak, Hilman sangat mudah belajar memasak sejak masih kecil. Masakan pertama yang ia buat adalah telur goring saat masih duduk di bangku SD dulu. Hilman adalah seorang pribadi tertutup yang tidak mudah dipengaruhi. Jika berada pada sebuah grup, maka ia lebih baik menjadi pendengar yang baik ketimbang harus ikut meramaikan pembicaraan dengan pendapatnya.

Hilman menyukai saat-saat ia diajarkan memasak oleh sang Ibu. Salah satu masakan yang diajarkan ialah Rabek, sebuah masakan berbahan daging dan jeroan kambing. Hal lain yang Hilman kuasai selain memasak ialah bermain piano. Baginya memasak sudah mendarah daging dan menjadi bagian penting dalam hidup. Karena itulah ia mengikuti kompetisi MasterChef. Selain untuk mencari pengalaman dan mewujudkn mimpi, hal ini juga menjadi salah satu ajang pembuktian kepada sang Ayah bahwa ia mampu berhasil melalui bidang kuliner.

Hendry (31 thn) Lampung – Guru Privat


Sejak umur 9 tahun pria yang menyukai gaya hidup sehat ini sudah suka memasak. Ia sangat percaya diri dengan kemampuan memasak yang ia miliki. Meskipun tinggal di kota kecil di Lampung,, hasrat Hendry untuk terus mengembangkan kemampuan memasaknya tidak pernah berhenti. Hampir semua jenis makanan telah ia coba buat. Kalaupun memang ada kendala yang ia alami ialah karena terbatasnya bumbu dan bahan-bahan yang tersedia. Membuat bangga sang Mama yang menjadi inspirasi serta guru memasak Hendry adalah motivasinya yang terkuat untuk memenangkan MasterChef Indonesia.

Pria yang pernah mendapatkan jawaban dari Jamie Oliver melalui akun twitter nya ini merasa yakin bahwa ia bisa memenangkan kompetisi ini. Sejak SMP Hendry memang telah sering dijadikan wakil sekolahnya dalam kompetisi memasak. Berbagai cara ia lakukan agar dapat terus mendapatkan pengetahuan baru tentang dunia kuliner diantaranya selalu mencoba resep baru, mengkombinasi bumbu yang ada, banyak membaca resep hingga bertanya kepada orang lain yang juga bisa memasak. Nama-nama seperti Jamie Oliver dan Gordon Ramsay adalah beberapa Chef yang dijadikan panutan oleh guru privat matematika dan bahasa Inggris ini. Di tengah kontestan lain, Hendry termasuk kontestan yang dianggap saingan paling berat karena banyaknya pengetahuan kuliner yang ia kuasai.

Aditya (26 thn) Jakarta - Wiraswasta


Menjalani hidup apa adanya adalah motto dari pria kelahiran Jakarta 26 tahun yang lalu ini. Pria yang terkesan santai ini memiliki dua cinta dalam hidupnya yaitu memasak dan olahraga parkour. Dua hal ini tidak bisa dilepaskan karena telah menjadi bagian penting dari dirinya. Ia adalah salah satu pendiri komunitas Parkour di Indonesia. Saking cintanya ia pada olahraga tersebut, ia juga menjalin persahabatan dengan Mathew Campbell (penemu parkour) dan telah menganggapnya menggantikan figure ayah.
Pecinta travelling yang telah pergi ke hampir seluruh benua di dunia ini awalnya mendaftarkan diri di MasterChef setelah dibujuk oleh teman-temannya karena ia bukanlah orang yang menyukai kompetisi. Namun bisa berada di Gallery Kitchen MasterChef nyatanya belum bisa ia percayai hingga kini. Adit adalah seseorang yang bernai mengeksplorasi makanan dan memakai berbagai macam bahan berbeda. Mempelajari masak secara otodidak, ia ingin mewujudkan impiannya unutk membangun sebuah restoran yang hangat dan dekat dengan pembeli. Menurutnya, semua orang pasti memiliki kemampuan memasak hanya saja tidak semua mau dan mampu mendalami kemampuan tersebut.
Pria yang sedang menjalani bisnis bersama seorang teman ini mengaku bahwa mengikuti proses karantina merupakan salah satu hal terberat karena dirinya tidak terbiasa berlama-lama di satu tempat. Akan tetapi demi mewujudkan mimpi, ia berjanji pada diri sendiri untuk memberikan yang terbaik.

Sasha (37 thn) Jakarta - Insinyur


Pakaiannya yang selalu hitam atau berwarna gelap membuat ahli IT ini selalu stand out di antara kerumunan kontestan. Gayanya yang ceplas ceplos juga membuat orang banyak tidak percaya bahwa ia suka memasak. Aslinya, Sasha Ali yang mendapatkan kegemaran memasak dari sang Ibu yang pernah memiliki kantin ini sangat suka makan dan memasak. Kepribadiannya pun terbuka dan penuh optimisme, jauh dari kesan gelap yang terpancar dari warna pakaiannya.
Sasha mengaku tidak bisa jauh dari internet. Pekerjaannya sebagai seorang IT dan pembuat website membuatnya harus terkoneksi 24 jam dengan internet. Karena itu masa-masa awal di karantina adalah masa-masa yang paling berat karena ia sama sekali tidak diijinkan untuk membuat internet. Pengalaman lain yang juga memperkaya kemampuan masaknya ialah ia telah berkeliling ke lebih dari 20 negara. Di setiap negara yang ada, Sasha tidak lupa untuk menyempatkan diri menikmati hidangan local demi mencari pembelajaran baru. Ia mengikuti MasterChef karena suka makan dan memasak makanan enak. Wanita pecinta rafting serta panjat tebing ini memang unik, ia suka mencari inspirasi di tempat tenang bahkan yang paling ekstrim sekalipun seperti kuburan.

Lucky (26 thn) Malang – Pengusaha Furniture


Pertama kali melihat neneknya sedang memasak dan langsung tertarik, namun sang Mama lah yang kemudian berjasa mengajarkan Lucky banyak hal tentang masak memasak. Laki-laki penggemar sop buntutm sambal gorenag ati dan kerupuk kulit ayam ini belajar memasak berbagai macam makanan yang ia sukai karena sempat menetap di luar negri. Selama di negri orang, Lucky belajar memasak secara otodidak demi memuaskan keinginannya memakan makanan kegemarannya tersebut. Dalam keluarga, selain berperan sebagai seorang ayah dan suami, Lucky juga berperan sebagai seorang Chef yang menyiapkan makanan untuk anak dan istrinya.

Meski mendapatkan dukungan dari banyak teman, namun ayah Lucky tidak menyetujui keputusannya mengikuti kompetisi MasterChef. Ini adalah hal paling berani yang pernah ia lakukan, Lucky bisa dikatakan mengorbankan banyak hal untuk berada disini mulai dari pekerjaan, keluarga hingga hubungannya dengan sang Ayah. Namun, hal tersebut ia justru semakin tertantang dan semakin ingin membuktikan bahwa ia bisa membangun karir di dunia kuliner dan keputusannya mengikuti kata hati tidaklah salah

Santiana (27 thn) Yogyakarta – Sales Komputer


Sempat harus berhenti kuliah saat usaha keluarganya terkena imbas dari gempa Jogja idak lantas membuat Santi, panggilan akrab Santiana, menjadi pemurung dan putus asa. Ia menggambarkan dirinya sebagai seorang wanita yang senang berkompetisi, selalu positif dan tidak mudah menyerah. Hal ini terbukti dari kemampuannya untuk terus melangkah seusai tragedy gempa bumi Jogja beberapa waktu lalu tersebut.
Terlahir di keluarga pembuat roti membuat Santi tidak asing dengan dunia kuliner. Kemampuannya menjadi demikian kuat setelah ia menikah dan berusaha menyuguhkan masakan terbaik untuk sang suami. Dari situlah ia mulai menyadari bahwa semua orang menyukai dan memuji masakannya. Mengikuti MasterChef Indonesia menurut Santiana merupakan kesempatan emas untuknya mengembangkan potensi tersembunyi yang ia miliki yaitu memasak. Ia siap berkompetisi dengan 29 kontestan lainnya dan mengetur strategi agar dapat menjadi pemenang. Keseriusan dalam kompetisi ini ia tunjukkan melalui komitmennya dengan meninggalkan pekerjaannya demi MasterChef Indonesia.

Allen (33 thn) Surabaya – Kontraktor


Berbagai macam pekerjaan telah dicoba oleh wanita berusia 33 tahun ini sebelum menjadi kontraktor. Akan tetapi jauh di dasar hatinya, ia tahu bahwa ia selalu suka berada di dapur dan memasak. Dibesarkan oleh nenek, ayah dan ibu yang suka memasak, Allen dengan mudah mempelajari berbagai jenis makanan terutama makanan khas pulau Jawa. Keahlian itulah yang membuatnya yakin bahwa ia pantas berada di Gallery Kitchen MasterChef. Kepribadiannya yang hangat membuat orang lain mudah merasa nyaman dan berbagi cerita dengan Allen. Dari sekian banyak cerita yang ia dengarkan, Allen selalu berusaha untuk tidak lupa mengambil pelajaran dari pengalaman orang lain tersebut.
Terbiasa berada di bawah tekanan membuat Allen merasa optimis dirinya akan bisa melalui semua tantangan yang diberikan. Sama seperti pecinta kuliner lainnya, Allen berangan-angan untuk bisa memiliki sebuah program memasak sendiri apabila ia nanti menjadi pemenang MasterChef Indonesia.