Monday 16 May 2011

Khusnul Khatimah

Satu hal yang saya takutkan. Rasa takut ini melebihi dari seluruh ketakutan atas apapun, yaitu:

SU'UL KHATIMAH.

Betapa tidak. Hidup ini layaknya sebuh cerita. Saat cerita itu memilik akhir yang buruk, meskipun jalan ceritanya cennderung baik, akankan film itu berkesan dan memuaskan? Tentu tidak, menurut saya.

Kita memang tidak bisa membandingkan kedua hal dengan hal detil yang sangat identik. Tetapi itu hanya sebuah perumpaan. Menurut saya 'khatimah' ataupun akhir dari kehidupan di muka bumi ini merupakan hal yang sangat esensial. Apalah arti sebuah kehidupan jika tidak memiliki akhir yang baik.

Sesorang pernah berkata kepada saya "lebih baik mana? Pemuka agama yang meninggal di atas perut wanita lain tanpa berbusana? Ataukah pemabuk yang meninggal pada saat menjadi bilal?". Keduanya menurut saya tidak baik, tetapi dari situ kita akan lebih simpati kepada hal yang kedua; pemabuk yang meninggal pada saat menjadi bilal. Setuju?

Begitu pentingnya suatu akhir kehidupan bagi saya, hingga pada saat sahabat saya pergi umrah dan ia memperbolehkan saya untuk mengajukan beberapa doa, doa saya yang paling pertama adalah; semoga saya, orangtua saya, adik-adik saya dan sanak famili saya mendapatkan khusnul khatimah di akhir hayat kami nanti (amin).

Untuk pencapaian suatu khusnul khatimah yang indah pun tidak dengan sebegitu mudahnya. Sekarang saya mulai merasakan detik-detik yang Allah berikan kepada saya. Dengan adanya pencapaian cita-cita ini, saya sekarang lebih sadar, bahwa syukur dan tafakkur membuat hidup kita lebih terkontrol. Dan alangkah indah hidup ini jika segala sesuatunya berada di bawah kendali kita, bukan di bawah kendali hawa nafsu. Untuk mengendalikan hawa nafsu pun tidak semudah itu. Saya berusaha untuk selalu menjalankan hal-hal yang positif. Saya memiliki daftar yang harus saya lakukan. Ada daftar perhari, yakni untuk jangka pendek, dan ada daftar tahunan, yakni untuk jangka panjang. Daftar ini saya buat untuk selalu memotivasi hidup saya. Apa yang saya cita-citakan harus memiliki pengorbanan, dan mengingatkan saya bahwa impian harus sebanding dengan pengorbanan. Dan daftar ini selalu mengingatkan saya bahwa apalah artinya impian dan kerja keras jika kita tidak melibatkan Allah di dalamnya.

Untuk daftar harian, saya sebut itu sebagai hisab atau perhitungan. Ini untuk memotivasi saya untuk selalu beribadah kepada Allah.

Hisab harian~ SUDAHKAH PUJI HARI INI:
1. Bangun tidur dengan bersyukur?
2. Shalat tepat waktu?
3. Menjawab adzan?
4. Tidak takabbur?
5. Dzikir/ingat Allah?
6. Sedekah?
7. Banyak senyum?
8. Ingat Bapak dan Ibu?
9. Tidak membubazirkan sesuatu?
10. Menuntut ilmu dengan baik?
11. Melaksanakan sunah (puasa atau shalat sunah)
12. Menangis karena dosa?
13. Mentafakuri sesuatu?
14. Membaca Alquran dan terjemahannya?

Dan apa yang kita buat memang tak luput dari ketidaksempurnaan dan kehilapan. Dari semua nomor ini, terkadang saya tidak melaksanakan semuanya. Dan memang dari list di atas tidak ada hal yang muluk yang bisa saya kerjakan. Saya hanya mencoba untuk jujur kepada diri sendiri. Jujur dalam melaksanakan hal apapun, dan jujur bahwa sesungguhnya hal yang kurang baik untuk dikerjakan akan menghasilkan suatu hasil yang kurang baik juga. Oleh karena itu, saya menata kehidupan saya seperti ini karena saya jujur bahwa dengan melakukan list ini lah saya bisa benar-benar merasakan arti kehidupan.

No comments:

Post a Comment