Sunday, 22 January 2012

Exchange-Life Experience #50

Jumat, 20 januari 2012
Hari pertama dan pengalaman pertama tinggal dengan warga lokal di taiwan. Selama projek berlangsung, saya hanya tinggal di asrama. Bebas kesana kemari. Apalagi letak asrama saya termasuk strategis dibandingkan dengan teman-teman saya yang di Yingge, Wulai, apalagi teman saya yang di Yun-Lin. Saya termasuk orang yang beruntung.

Saya mengalami masa-masa sempurna selama projek berlangsung. Guru-guru dan staf-staf yang baik, teman sekamar yang baik, kondisi keuangan yang baik, dan juga sahabat-sahabat dari luar projek yang baik-baik. Saat saya harus meninggalkan Taipei, berat sekali rasanya. Apalagi saya bakal tinggal di Taichung di rumah orang lain, warga Taiwan.

Pada hari Kamis, saya berangkat pukul 3 sore dari asrama. Barang bawaan saya berat sekali. Ada 4 tas yang harus saya bawa. Yang pertama yaitu koper besar, lalu tas ransel, tas laptop dan juga tas tangan. Kamis pagi saya sudah merencanakan bagaimana saya membawa tas-tas itu ke Taipei Bus Station. Semalam sebelum saya pergi ke Taichung, saya sudah melakukan sedikit survey mengenai jalan yang harus saya tempuh untuk bisa sampai ke pintu bus. Ternyata banyak sekali tangga yang harus saya tempuh untuk sampai kesana. Oleh karena itu, saya merencanakan untuk menyuruh satpam sekolah mengantar saya sampai Taipei Main Station. Saya mengetik beberapa kalimat dalam Bahasa Inggris, kemudian saya translet ke dalam Bahasa Cina yang saya foto dengan menggunakan hp kamera saya.

Beberapa menit sebelum saya berangkat menuju TMS, saya tunjukkan foto teks bahasa Cina itu kepada salah satu pengawas sekolah. Pada awalnya dia mengangguk, dan kemudian meminta ijin entah kemana. Saya pikir dia minta ijin ke belakang untuk persiapan. Tidak tahunya, ia memanggil supervisor dan juga Amy.

Saya senang jika diberi tumpangan kesana. Tapi saya sudah bertekad tidak ingin merepotkan mereka lagi. Malu. Saya tinggal beberapa hari lebih lama di asrama, ditambah sudah meminta isi ulang gas untuk air panas. Lagi pula, siang itu, banyak sekali murid kelas enam yang masih berkeliaran dimana-mana. Mereka menjenguk saya dan membawa barang-barang saya. Akhirnya setelah menjelaskan keinginan saya, yang mengantar saya adalah Amy, pergi bersama saya dengan kereta. Para murid mengantarkan sampai Shanjia Station dan Amy mengantarkan saya sampai Taipei Bus Station.

Entah saya yang salah atau memang saya tidak perhatian, ternyata perjalanan dari kereta TRA dari Shanjia ke TBS tidak memakan banyak tangga. Kita banyak melewati eskalator dan sampai akhirnya sampai tepat di depan Bus Station.

Saya sampai di BS sekitar pukul 4. Masih ada beberapa menit lagi. Saya tidak sempat makan siang tadi siang karena restoran yang biasa saya singgahi tidak buka siang itu. Saat saya menceritakan hal ini kepada Amy, ia langsung mempersilakan saya untuk membeli makanan. Saya sangat bersyukur Amy ada disitu. Mungkin jika Amy tidak ada disitu, saya sudah sekarat. Sepanjang perjalanan, Amy mebawa koper super besar milik saya. Meskipun badannya imut, tapi dia dengan senang hati membawa bawaan saya. Bahkan hingga detik saya masuk bis pun, Amy masih setia membawa koper saya. Dia menunggu saya sampai detik akhir bis saya melaju. Sebelum saya masuk bis, saya lihat wajah Amy sedikit keringatan. Saya rasa dia merasa lelah telah kerja keras menolong saya. Terima kasih, Amy. Hari ini saya merasa sangat diberkahi Allah..

Pukul 7 malam, saya tiba di Taichung. Meskipun agak sedikit telat untuk sampai rumah Lynn karena kita sempat tersesat tidak tahu lokasi masing-masing, tapi saya merasa sangat bersyukur hari ini. Berangkat diantar Amy, sekarang tiba di Taichung pun dijemput Lynn. Malam pertama di rumah Lynn saya gunakan untuk beristirahat.

Pagi hari di Taichung memang sangat indah. Saya ingin sekali pergi ke suatu tempat disini. Tapi sayangnya hari Jumat ini saya hanya tinggal seharian di dalam kamar bersama Lynn. Saya bangun siang sekali, dan di siang harinya pun saya tidur siang lama sekali.

Saya sedikit jengkel hari ini. Saya mengharapkan bisa pergi ke suatu tempat disini. Tapi Lynn selalu mengandalkan ayahnya. Rumahnya memang sangat jauh dari peradaban. Sehingga perlu taksi atau mobil pribadi menuju tempat ramai agar bisa naik bis atau kereta.

Malam ini kita berencana pergi ke pasar malam. Meskipun agak telat menurut saya, akhirnya kami pergi kesana pukul 8 malam. Sang ayah hanya mengantar saja. Kami pergi ke pasar malam bertiga. Saya, Lynn, dan Adiknya Lynn. Kami menghabiskan waktu dari pukul 8 malam sampai pukul 1 malam. Puas!

Sebelum berangkat, Lynn mengatakan bahwa pasar ini murah sekali. Saya sangat senang mendengarnya. Saya sedikit menyesal telah belanja banyak di Taipei. Tapi setelah mengelilingi Fongchia Night Market Taichung, ternyata harganya mahal-mahal. Tidak ada yang menjual barang-barang seharga 100 NTD seperti di Wu Fen Fu. Sekarang saya merasa menyesal tidak belanja banyak selama di Taipei.

Malam ini setidaknya bisa mengobati kejenuhan saya di pagi hari. Sepulang dari pasar malam, saya mempersiapkan diri untuk besok hari. Besok saya akan pergi ke Alishan selama dua hari. Semoga menyenangkan. Amin.

Thursday, 19 January 2012

Exchange-Life Experience #49

Kamis, 19 Januari 2012
Tak terasa sahabat-sahabat dari Indonesia sudah harus pulang. Padahal mereka baru saja 5 minggu disini. Saya jadi malu sendiri. Saya datang ke Taipei lebih awal, dan pulang pun malah paling terakhir. Tiket saya memang tanggal 26. Saya sempat akan reschedule tiket agar bisa pulang bersama mereka. Sayangnya saya telat. Semua tanggal menuju Chinese New Year sudah full-booked. Mungkin memang sudah jalannya saya harus tinggal lebih lama disini.

Akhirnya Kamis ini pun datang juga. Saya sedikit gugup. Bagaimana tidak. Saya akan pergi ke Taichung sendirian dengan bawaan koper yang sangat banyak. Tanpa koper pun orang-orang di TMS sudah banyak melirik saya. Apalagi saya dengan koper sebesar dan sebanyak itu. Saya harap semua akan berjalan baik-baik saja. Amin.

Semalam saya mengambil uang di ATM sebanyak 3000 NTD. Semoga ini uang yang terakhir kali saya pakai selama di Taiwan. Saya tidak ingin mengambil uang lagi. Sudah cukup terlalu banyak. Jangan sampai saya mengabiskan uang lebih banyak dari jumlah uang yang dihabiskan oleh Yessy dan Aghnia. Mereka harus dimaklum, karena projek mereka memang pindah-pindah. Sedangkan saya menetap. Tidak sepantasnya saya menghabiskan uang dalam jumlah yang banyak disini. Semoga saya bisa lebih bijak. Amin.

Saya harap kehidupan saya selanjutnya di Taichung akan menjadi lebih baik. Amin =)

Exchange-Life Experience #48

Rabu, 18 Januari 2012
Saya bangun siang hari ini. Bebas sekali rasanya. Saya memutuskan untuk tinggal di kamar saja. Saya harus packing. Kasihannya saya hari ini, saya tidak dapat jatah sarapan karena bangun terlalu siang. Saya keluar asrama pukul 1 siang setelah mandi dan solat dzuhur. Toko breakfast pun sudah kehabisan makanan. Saya hanya mendapat milktea. Untung saja restoran sebrang sudah buka. Saya pun sekalian lunch disana.

Hari ini cuacanya sangat baik. Matahari terlalu terik untuk winter. Sayang tidak ada seorangpun yang bisa menemani saya pergi keluar. Saya pun memutuskan untuk mencuci pakaian hari ini. Benar-benar bersih-bersih. Saya mencuci berkali-kali dan hanya butuh mendiamkannya beberapa menit diluar saja untuk kering. Saya pun menyetrika dan mengepak baju-baju saya di koper.

Siang ini saya sedikit kecewa. Lynn, teman saya dimana saya akan tinggal nanti selalu mengirimkan pesan melalui facebook. Ia menyuruh saya untuk mengganti jadwal bis saya karena ayahnya tidak bisa menjemput jika saya tiba di Taichung terlalu dini. Awalnya saya memesan tiket untuk pukul 10.25 dan akan tiba di Taichung pukul 13.10. Tapi Lynn menyuruh saya untuk mengambil jam di sore hari agar saya bisa sampai setelah pukul 6 sore. Karena hal ini, saya pun mau tidak mau harus kembali ke Taipei Main Station untuk mengubah jadwal bis.

Saya sibuk packing hari ini. Ditambah saya belum menulis blog. Saya habiskan waktu hari ini untuk menulis di blog dan juga beres-beres. Saya pun akan bertemu dengan Yessy dan Aghnia hari ini jam 8 malam. Tadinya kami akan bertemu pukul 5 sore hari, dan meluaangkan sejenak waktu untuk sekedar jalan-jalan di Taipei seingat kami belum sempat menghabiskan waktu bersama karena terpisah jarak antara Pingtung dan Taipei. Tapi, rencana berkata lain. Aiesecer sudah merencanakan waktu hang out bersama mereka. Jadi mereka tidak bisa mengubah rencana. Karena saya harus pergi ke station lebih awal untuk mengubah jadwal tiket bis, dan saya teringat dengan sepatu boot yang saya lihat di Longsahn temple, saya pun memutuskan untuk berangkat ka taipei pukul 6 sore.

Sehabis dinner, saya berangkat menuju station pukul 6.30. Saya berhenti di taipei main station dan sejenak mengirim pesan kepada yessy dan aghnia barangkali mereka bisa ikut dan menemani saya ke Longshan Temple. tapi ternyata mereka masih di jalan. Saya pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan sendirian ke Longshan Temple.

Sedikit sulit untuk mengingat toko yang saya lihat beberapa hari lalu disana. Tapi akhirnya saya menemukan tokonya. Harga bootnya sekitar 190 NTD. Saya pikir harga boot yang didalam yang ditunjukkan oleh si penjual berharga 100 NTD. Saya pun mengambil 2 boots. Setelah dijumlah, si penjual mengambil kalkulatornya dan menunjukkan nominal harga yang saya bayar. Dia menunjukkan angka 380. Saya pun mengecek sepatu di depan. Ternyata sepatu yang didalam itu sama dengan sepatu yang di depan. jadi wajar saja harganya sama. Akhirnya saya mencoba menawar diangka 350 NTD, dan ia langsung memberikannya kepada saya. Saya puas sekali malam ini.

Setelah semua urusan beres, baik belanja sepatu maupun ganti jadwal bis, saya pun bertemu dengan Yessy dan Aghnia sekitar pukul 8.30 di TMS (Taipei Main Station). Rasa kesal yang tadinya muncul karena mereka akan pulang besok dan tidak memberitahu saya ketika mereka me-reschedule tiket, akhirnya cair menjadi hangat dengan perbincangan yang seru.

Saya memutuskan untuk menginap di tempat mereka malam ini. Tempat itu sebenarnya kamar Jade, salah satu aiesecer. Di perjalanan pulang, saya bertemu dengan Randy, Sally, Jake, dan beberapa aiesecer lainnya. Sangat kebetulan. Masih daerah NTPU sih. Jadi wajar saja kami banyak menemukan anak-anak aiesecer disana.

Selama di kamar, saya mengecek barang-barang yang mereka beli. Lucu-lucu sekali. Mereka sudah menghabiskan uang sekiatr 14000 NTD selama di Taiwan. Mereka bilang bahwa mereka mungkin menghabiskan 5000 NTD dari uang mereka untuk oleh-oleh. Saya harap, besok di Taichung, saya bisa menemukan barang-barang yang lebih murah daripada barang-barang yang mereka temukan di Pingtung. Amin =)

Wednesday, 18 January 2012

Lin Family's Mansion and Garden #47

Selasa, 17 Januari 2012
Hari ini nganggur. Tidak punya rencana apa-apa. Si genk (YB and siblings) jalan ke Jiufen, dan si S ada acara farewell di sekolahnya. Saya  yang tadinya berencana mau pergi ke SYS Memorial Hall dan Presidential Palace, cuma bisa termenung saja.


Teringat dengan chat semalam dari sahabat saya Gintink untuk memotret akunnya, saya jadi teringat JNC Cookies sponsor saya. Pagi itu saya kerahkan seluruh tenaga untuk bersedia keluar asrama pagi ini meskipun harus jalan-jalan sendirian seperti anak hilang.

Pagi ini saya ada janjian bertemu dengan Cindy, salah satu anak Aiesecer. Sekitar hampir sebulan yang lalu, saya menitip barang berbentuk topi binatang. Harganya sekitar 200 NTD. Saya sekali pernah melihat topi tersebut di Taipei Zoo, tapi harganya cukup mahal, sehingga saya mengurungkan niat untuk membelinya. Dan ketika saya menceritakan hal ini kepada Cindy, dia menawarkan jasanya untuk membelikan topi panda tersebut kepada saya. Dia membeli di internet. Saya menitip tiga topi, karena Yessy dan Aghnia pun menginginkan topi tersebut. Dan pagi ini saya bertemu dia jam 9.30 di Taipei University untuk mengambil topi dan menyerahkan uangnya.

Setelah bertransaksi, kami mengobrol sebentar. Saya menceritakan tentang acara saya hari ini. Dia merekomendasikan suatu tempat kepada saya, yaitu sebuah "garden". Saya pun tertarik untuk mendatangi tempat tersebut. Saya tadinya mengajak Cindy untuk ikut saya ke Memorial Hall dan Presidential Palace. Sayangnya, dia sudah ada janji dengan temannya untuk mengerjakan tugas siang ini jam 2. Selain itu, saya juga berbincang-bincang mengenai foto teks akun dan juga kemasan cookies dari sponsor saya. Akhirnya, Cindy bersedia membantu untuk pengambilan foto.

Setelah cukup lama berbincang-bincang, Ia pun tertarik untuk mengantar saya ke "garden" tersebut. Letaknya memang tidak jauh dari rumahnya. Hanya satu stasiun saja. "Garden" terletak di Banqiao, di statsiun Fouzhong, dan rumahnya adalah di Shulin. Jam menunjukkan pukul 11 lebih, akhirnya kami berdua berangkat bersama.

Selama sepanjang perjalanan, saya menyempatkan diri untuk melaksanakan tugas-tugas saya, yaitu pengambilan foto-foto brand sponsor saya dan juga akun teman saya.




Akhirnya kami tiba di Fouzhong. Saya menemukan jembatan unik. Menarik sekali. Di bawah jembatan itu pun ada pasar. Pasarnya sangat ramai.


Setelah jalan beberapa menit, kami pun sampai di "garden" tersebut. Tempatnya sangat sejuk. Cuaca hari ini memang sangat mendukung. Sunny dan cool. Terlebih lagi, di tempat ini memang banyak sekali pepohonan, sehingga menjadikan cuaca dan kondisi semakin sempurna.





Jadi, perkebunan ini dahulunya adalah perumahan milik keluarga kaya di Taiwan. Kebun ini dinamakan Lin Family's Mansion and Garden. Areanya luas sekali. bangunannya sangat kuno dan menawan. Setiap hal di dalam area ini, memiliki arti-arti tersendiri. Manusia jaman dahulu memang selalu menyelipkan arti dari sebuah hal-hal kecil yang mereka lakukan.

Jalan-jalan di area ini sangat berliku. Seperti labirin; tricky ways. Terkadang jalan-jalannya membuat kita pusing dan tersesat di antara bangunan-bangunannya.

Beruntung sekali saya bisa datang kemari bersama Cindy. Ia bisa menjelaskan detil-detil yang ada di bangunan dan kebun ini. Bisa saya bayangkan jika saya datang kemari sendirian. Mungkin saya hanya bisa bertahan 5 menit saja di dalamnya. Bangunan dan sejarah mengenai bangsa Cina kurang begitu menarik perhatian saya. Memusingkan menurut saya. Membaca namanya dalam karakter Roman saja saya tidak bisa menghapalnya. Dengan adanya Cindy bersama saya, setidaknya saya bisa mendengarkan versi cerita yang lebih seru. Tidak membosankan seperti jika saya harus membaca teksnya satu per satu.


Jam menunjukkan pukul 1 siang. Cindy sudah ada janji dengan temannya sekitar jam 2 siang. Kami pun akhirnya keluar dari Mansion & Garden tersebut. Cindy merekomendasikan suatu tempat makan favorit dia sewaktu SMA dulu. Tadinya saya memutuskan untuk makan di asrama saja. Tapi setelah melewati restorannya, saya tergiut. Akhirnya kita makan siang bersama.

Makanan yang saya pesan biasa saja. Hanya nasi dan ayam. yang Cindy pesan pun biasa saja. hanya mie dan cumi di dalamnya. Mungkin karena harganya murah, Ia mau mengajak saya kesini. Seperti terakhir kali dia mengajak saya makan makanan semacam sekoteng di daerah Shida Night Market, Cindy pun selalu memilih makanan dengan range harga yang murah. Entah kenapa.

Karena harga makanan yang kita pesan murah, Cindy pun membayarkan makanan saya. Betapa beruntungnya saya hari ini. Bisa ditemani jalan-jalan dan dijelaskan satu per satu mengenai sejarah bangunannya, dan saya juga bisa mendapat makan siang gratis. Hore =)



Setelah selesai jalan-jalan dengan Cindy, saya memutuskan untuk pulang. Saya tidak ingin jalan-jalan di Memorial Hall sendirian. Lagi pula, saya rasa batre SLR saya akan segera habis. Daripada saya puas berfoto-foto di Memorial Hall tetapi tidak bisa berfoto-foto di acara dinner nanti malam, lebih baik saya pulang terlebih dahulu untuk mengecas batre.

Malam ini adalah malam terakhir saya bertemu dengan YB dan siblings. Tadinya kami akan pergi makan malam di sekitar Tamsui. Tapi setelah menunggu sekitar kurang lebih satu jam bersama S di taipei main station, akhirnya kami memutuskan untuk jalan-jalan di Shida Night Market. Terlalu malam menurut mereka untuk pergi ke Tamsui. Dan senangnya saya malam ini, saya sudah membeli tiket bus untuk Kamis nanti ke Taichung.

Di Shida Night Market, kami mebeli bakpao yang beraneka ragam. Harganya sangat murah. Dengan 50 NTD, saya mendapatkan bakpao bawang, bakpao stoberi, dan susu kedelai. Saya rasa saya pernah melewati toko ini sewaktu saya ke Shida Night Market terakhir kali. Pada saat itu pun antriannya panjang sekali. Sama seperti malam ini. Memang favorit sepertinya.




Setelah menghabiskan bakpao, akhirnya kami berkeliling mencari tempat makan untuk dinner kami. "Tempat makan yang layak, yang halal, yang bisa dimakan oleh Puji", begitu kira-kira omongan S dan YB. Hahaha. Mereka memang sahabat yang baik.


Akhirnya kami menemukan satu toko dengan makanan korea tanpa babi didalamnya. Hanya seafoods, ayam dan juga kimchi. Kami pun masuk dan memesan makanan.  Makanan yang saya pesan adalah kimchi. Saya tidak tahu akan sepedas itu. Saya tidak sanggup menghabiskannya. Saya hanya menghabiskan teri dan kacang, sayuran rebus, dann juga potongan telor dadarnya.






Tidak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Mereka berempat akan pergi ke Taroko di Hualien esok hari. S pun akan menginap di tempat YB di Ximen. Saya harus pulang ke Shanjia. Selama perjalanan pulang dari Shida (Taipower Building) ke Taipei Main Station, saya meminta YB untuk tetap mengobrol dengan saya karena ini adalah malam terakhir bagi kita berdua. Di main station, saat kami harus mengambil jalan yang berbeda, kami sempat mengucapkan sepatah dua patah kata sebagai perpisahan. Kami berpelukan. Sedih sekali akan meninggalkan sahabat baik yang sudah terbiasa bersama. Sampai jumpa lain waktu, YB and siblings.. Sampai jumpa di Alishan, S. =)

Monday, 16 January 2012

National Palace Museum Taiwan #46

Senin, 16 Januai 2012
Yeah. Kembali menyambut hari baru dengan semangat baru. Hari ini saya akan jalan-jalan bersama saudara kandung YB. Saya pikir S akan ikut. Ternyata hanya kami berempat. Bagus lah kalau begitu.

Rencana hari ini sedikit rusak karena saya telat satu jam. Saya memang lambat pagi ini. Ditambah cuaca yang kurang bagus hari ini, sehingga kereta datang telat dan juga berhenti beberapa menit di perjalanan. Pukul 11, akhirnya saya sampai di SHilin station dan bertemu mereka disana.

Kami berkunjung ke National Palace Museum hari ini. dari Shilin station, kami naik bis satu kali dan sampai tepat di depan National Palace Museum. Banyak sekali turis yang berkunjung kesana. Dikabarkan bahwa Musem ini adalah termasuk 10 Museum terbesar di dunia.


Gerbangnya sedikit mirip dengan gerbang utama CKS Memorial hall. hanya saja, museum ini gerbangnya lebih kecil. tapi tetap menawan!


Sebelum memasuki bangunan utamanya, dan menaiki anak tangganya, kami menemukan patung naga ini. Mereka diibaratkan sebagai penjaga gedung. YB menyuruh saya menebak mana yang perempuan dan mana yang laki-laki. Sejenak saya memperhatikan, saya akhirnya bisa menebak dengan benar. Laki-laki adalah naga yang memegang bola di kakinya dan yang perempuan adalah yang memegang bayi naga kecil di kakinya. Gampang bukan? :p


Di tengah tangga menuju bangunan utama, ada sebuah patung. Saya lupa namanya. Saya hanya mengambil gambar dengan tugu tersebut :p



Setelah menaiki anak tangga sampai ke puncak dan berdiri di depan bangunan utama museum, kami bisa melihat pemandangan yang sangat indah. Seperti sedang berada di Jeoang. Sejuk dan menawan sekali alamnya.



Mungkin kami sedikit terlalu pagi. Masih belum banyak orang disana. Tiket masuk untuk museum ini seharga 80 NTD untuk pelajar dan 160 NTD untuk harga normal. Beruntungnya saya membawa kaartu pelajar pada saat itu, sehingga saya bisa mendapaat potongan harga sekitar 50%. Lumayan mahal memang untuk memasuki museum ini.


Museum ini lumayan ketat. Kita tidak bisa mengambil gambar di dalam. Barang-barang di dalam memang sangat spesial. Museum ini sangat menawan dan mempesona. Semua serba ekslusif. Pengunjungpun datang dari berbagai belahan dunia sengaja untuk mengunjungi museum ini. Pada saat itu, yang saya banyak temui adalah pengunjung dari Jepang. Banyak sekali.


Kami menghabiskan waktu sekitar 3 jam lebih di museum. Bagi saya, saya hanya cukup memperhatikan satu persatu barangnya. Saya tidak perlu sampai memahami dalam sekali dan menggambarkannya di kepala saya. Kecuali barang tersebut memang sangat spesial menurut saya. Sehingga untuk 3 lantai museum ini, saya hanya membutuhkan waktu sekitar 2 jam saja. Saya tidak tau apa yang sedang YB pikirkan. Mungkin terhasut oleh  S yang mengatakan bahwa ia butuh 3 jam untuk 1 lantai saja.

Kami terpisah pada saat itu. Pengunjung semakin membludak masuk. Saya tidak bisa menemukan mereka. Kaki saya pun sakit, dan barang-barang saya ada pada mereka karena mereka yang menyimpan kunci penyimpanan barang kami. Akhirnya saya memutuskan untuk duduk dan tinggal di luar museum.

Saya menunggu sekitar hampir satu jam. Saya sudah berkeliling-keliling Gifts Shop di lantai bawah, dan saya pun sempat tertidur. Tapi mereka belum muncul juga. Akhirnya saya memutuskan untuk menanyakan ke information center. Officer hanya menyarankan saya untuk masuk kembali ke dalam dan berusaha mencari lagi. Dengan berat hati, akhirnya saya masuk lagi ke dalam museum. Sangat melelahkan. rasanya seperti ingin pingsan. Lelah dan lapar beradu jadi satu.



Sekitar pukul 3, akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Saya menyempatkan untuk berfoto-foto terlebih dahulu.



Kami kembali ke Shilin station. Setelah keliling sebentar mencari tempat makan, akhirnya kami menemukan tempat makan yang murah. Saya memesan mie dengan kuah rasa beef seharga 50 NTD dan milkfish meat ball seharga 35 NTD. Mie nya tidak seberapa enak, tapi milkfishnya sangat surgawi. Saya rasa itu adalah ikan tenggiri. Enak sekali. Kuahnya pun kental seperti lomie. Dengan harga yang tidak begitu mahal, saya merasa sangat puas sekali sore ini.


Malam ini kami berempat berencana makan malam dengan S dan juga Jin. Tapi saya lelah sekali. Lagipula, saya tidak ingin bertemu dengan S. Malas sekali rasanya. Akhirnya saya memutuskan untuk pulang dan melewati acara makan malam yang sekaligus farewell party untuk Jin.

Saya membeli tas kertas ini di National Palace Museum. Saya suka dengan desain nya. Saya membeli 3 tas imut ini. Saya memiliki banyak sekali souvenir yang sudah saya beli untuk oleh-oleh Taiwan. Saya rasa saya akan sangat mebutuhkan tas ini. Oleh karena itu, saya hanya membeli tas ini sebagai oleh-oleh dari National Palace Museum. Harganya sekitar 8 NTD per tasnya.

Malam harinya, saya sempat mengobrol bersama S. Saya rasa, pilihan yang bagus malam ini saya tidak pergi untuk dinner. Mereka menyantap banyak babi untuk hidangan mereka. Tapi ada sedikit sesal di hati. Sore ini saya baru saja mencari nama Jin di facebook dan ternyata dia adalah EP Malaysia yang baik sekali kepada saya. Ya.. Dia masih bisa berbahasa Malay dengan baik dan tau sekali tentang Indonesia. Dia ramah. Saya tidak tau kalo Jin itu adalah dia. Saya pikir EP Malaysia yang lain. Saya tidak sempat bertemu dia.. Terakhir kali adalah saat bertemu di Ximen untuk mengahadapi malam tahun baruan. Tapi tak apalah... Hari ini saya sangat senang tidak mengeluarkan banyak uang dan tidak begitu boros.

Exchange-Life Experience #45

Minggu, 15 Januari 2012
Setelah mengantar Anh menuju bandara, saya kembali ke asrma. Tadinya saya tidak inginn tinggal di asrama pagi ini. Saya butuh seseorang. Tapi saat saya menelpon YB berjuta kali, dia tidak mengangkat. Akhirnya saya putuskan untuk tinggal sementara di asrama. Saat akhirnya YB mengangkat telepon, ternyata saya tidak bisa tinggal di tempat dia. Dia harus check out. Akhirnya kami putuskan untuk bertemu sekitar jam 11, dan saya pun memutuskan untuk tidur dan istirahat terlebih dahulu. 2 jam tidur, lalu saya bersiap untuk berangkat ke Taipei Main Station.

Hari ini saya sangat kesal. Steven, teman saya ini, seperti merasa bahwa saya hanya mengikuti jejak dia. Kemarin saya tawarkan untuk pergi ke airport melihat Jia Min bersama, tapi dia malah sama sekali tidak menghubungi saya. Taunya, dia sudah tiba di main station lebih dulu dari saya. YB harus check in di hotelnya di Ximen. Saya pun akhirnya menghabiskan waktu dengan Steven. Sungguh menyebalkan. Saya merasa kehilangan akan Anh, tapi dia malah santai-santai saja.

Akhirnya jam 12an, kami berangkat menuju airport. Dengan mengunakan bus dan tiket seharga 125 NTD, akhirnya kami sampai di airport pukul 1. Sebenarnya kami bukan hanya ingin menemui Jia Min untuk yang terakhir kali, tapi kami pun sekalian bermaksud untuk menjemput saudaranya YB. Kami akan berlibur bersama. Setelah menemui Jia Min, kami pun menjemput adik perempuan dan adik laki-lakinya YB sekitar jam 2.30.



Malam ini saya merasa sangat badmood. Kami makan siang di station dan langsung berjalan menuju Ximen untuk menyimpan barang-barang mereka. Sepanjang perjalanan, YB selalu  bersama Steven dan mereka berjalan sangat cepat di depan saya. Saya akhirnya mengakrabkan diri kepada adik perempuannya.

Setelah itu, kami mengunjungi CKS Memorial Hall. Ya. Saya sudah kemari sebelumnya. Saya menghabiskan banyak uang malam ini dengan pergi ke tempat-tempat yang sudah saya kunjungi. Argh.



Tapi cukup manis memang pemandangan CKS Memorial Hall di malam hari. Hmm.. Yup. Jangan menyesali hal-hal yang terjadi :)


Setelah berkunjung ke CKS Memorial Hall, kami pun langsung berangkat menuju Longshan Temple. Tempat ini belum pernah saya kunjungi sebelumnya. Saya merasa senang. Lagi pula, barang-barang di station Longshan sangat murah-murah menurut saya. Saya hendak membeli boot. Harganya sekitar 190 NTD saja. Tapi saya pending karena saya ingin menikmati night marketnya terlebih dahulu.



Jajanan-jajanan disini sangat unik-unik. Mereka membeli beberapa cemilan disini. Dan perjalan pun kami lanjutkan menuju Hwaxi Night Market.


Menurut saya, di pasar malam ini benar-benar malam. Maksudnya, barang-barang yang dijual disini sangat 'malam' sekali (gelap). Contohnya makanan, mereka banyak menjual makanan-makanan dari hewan yang seharusnya dilindungi. Ada penyu, ular, tikus, dan sebagainya. Untuk pernak-pernik pun, disini banyak sekali toko yang menjual barang-barang untuk kebutuhan sex. Barang-barang porno.


Seperti tujuan mereka datang ke tempat ini. Mereka pun akhirnya memesan sup ular. Saya hanya bisa menyaksikan mereka menikmati sup tersebut. Mereka hanya mencicipi. Satu mangkuk untuk 4 orang. Harganya sekitar 300 atau 500 NTD dengan hanya 4 potong bagian ular saja. Cukup mahal memang.



Dan setelah mereka menyicipi daging ular, akhirnya kami mencari makanan layak untuk santapan makan malam kami. Di tengah perjalanan, saya menemukan cemilan lucu. Akhirnya saya membelinya. Harganya sekitar 20 NTD. Ini adalah buah-buahan. Ada tomat, striberi, bluberi, dan sebagainya. Tapi saya memilih tomat karena bentuknya bulat dan unik. Ini seperti manisan. Si tomat digulung dengan karamel panas dan akhirnya mengeras melapisi si tomat. Saya suka sekali!!!!


Dan inilah makanan layak kami. Hmm.. Ada sajian kodok sih sebenarnya. Tapi setidaknya saya bisa ikut makan. Hidangan kami terdiri dari bebek, kodok, dan sayuran. Biayanya sekiatr 100 NTD per orang. Saya hanya mengeluarkan 90 NTD dan mereka harus membayar 125 NTD per orang, karena saya tidak makan kodok.

Hari ini saya sangat lelah. Bukan hari yang menyenangkan menurut saya. Dari sini, saya sedikit membenci perilaku S. Tapi tak apalah.. Teman hanya sekedar teman.

Exchange-Life Experience - Wulai, Taiwan #44

Sabtu, 14 Januari 2012
Selamat datang, hari bahagia! Hari ini jadwal saya padat dengan acara-acara yang menyenangkan! Berkunjung ke Wulai dan farewell dinner bersama Aiesecer dan anggota exchange lain. Saya persiapkan diri saya untuk semua acara besar tersebut. Dan beruntungnya saya bahwa hari ini matahari terbit sangat terik. Bisa saya katakan bahwa ini seperti summer. Panas!

Saya berangkat dari asrama ke Taipei Main Station sekitar pukul 12 siang. Tadinya saya ingin menghabiskan waktu lebih lama di Wulai dengan berangkat lebih awal. Sayangnya teman saya, Steven, yang tinggal di Wulai baru saja tiba di asramanya. Semalam dia mengikuti acara barbeque di Hsinchu dan baru saja pulang pagi harinya. Jadi saya biarkan dia beristirahat sebentar sampai siang hari. Lagi pula, teman saya satu lagi, Yaw Boon dari Malaysia, susah sekali dihubungi. Semalam dia clubbing, jadi agak sulit untuk bangun pagi. Rencananya memang tadinya hanya saya saja yang berangkat. Tapi karena YB sudah ada di Taipei, baru saja tiba dari Yunlin, jadi saya ajak dia sekalian.

Selama menunggu waktu sampai jam 12 siang, saya menyempatkan diri untuk mengobrol dan curhat bersama teman sekamar saya. Ini adalah hari terakhir saya dengan dia. Begitu juga dengan teman saya yang satu lagi, Chui Nee. Ia akan pergi siang ini menuju Taichung ke tempat pamannya terlebih dahulu sebelum tanggal 17 berangkat menuju Malaysia.

Banyak sekali yang saya ceritakan bersama teman sekamar saya. Sambil menunggu Chui mandi untuk makan siang bersama, kami berdua mengobrol dari hati ke hati; mengingat kejadian yang pernah kita lalui bersama. Tertawa sambil menangis, dan menangis sambil tertawa. Yaa.. Ternyata banyak sekali kejadian seru yang kita lalui.

Setelah semua siap, kami bertiga menuju restoran tempat biasa kami makan. Semenjak projek selesai, kami jarang sekali bisa makan bertiga, dan siang ini adalah yang terakhir kalinya kami makan bersama. Sambil menyantap makanan, saya bercerita mengenai Steven. Hari ini saya berniat mengungkapkan perasaan saya kepadanya. Keadaan menjadi semakin mencair dalam tawa saat saya mengatakan bahwa keberadaan YB nantinya akan sangat merusak suasana. Hahaha.

Setelah menikmati makan siang, saya sedikit memberi sepatah-dua patah kata kepada teman saya Chui Nee. Tak terasa air mata pun mengalir. Sunggu haru. Selamat jalan, sahabat kecilku!

Jam 12 pun tiba, saya menuju Taipei Main Satation. Ternyata YB tiba lebih awal dan dia membawakan saya kopi coklat Starbuck. YB memang sangat perhatian. Sepanjang jalanpun dia selalu menawarkan bantuan. Berasa seperti kakak sendiri. Yaa.. Setidaknya sekarang saya merasa bahwa keberadaan dia sedikit membawa kebahagiaan dan ketenangan.

Akhirnya kami tiba di Wulai. Perjalanan yang sangat panjang untuk jarak di Taipei. Kami harus mengambil kereta menuju Xindian dan ganti bis menuju Wulai. Tapi kami tidak menyesalinya, karena perjalanan bis menuju Wulai sangat menyenangkan. Sepanjang jalan, kami melihat pemandangan yang tidak biasa kami lihat selama di Taipei. Ini seperti bukan Taiwan. Indah sekali. Ditambah hari ini memang matahari bersinar sangat terik. Hari yang sempurna!


Steven mengajak kami berjalan-jalan mengelilingi daerah tempat tinggalnya. Ia menunjukkan salah satu sungai yang bisa kita singgahi. Ia bercerita bahwa ia sering turun kesana jika sedang merasa penat. Dan ternyata, tempatnya memang sangat menyejukkan!


Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore hari. Akhirnya kami memutuskan untuk mencari makanan. Dan tentu saja kami memilih makanan aborginal yang sangat spesial yang tidak bisa kami temui di tempat lain. Harganya memang agak mahal. Untuk sup ayam yang saya pesan, harganya sekitar 100 NTD dan nasi di dalam bambu, harganya sekitar 70 NTD.



Setelah mengisi perut, kami kembali berjalan-jalan. Kami pergi menuju tempat dimana air terjun berada. Steven menunjukkan kereta yang biasa ditumpangi para pengunjung disini.


Setalah berjalan sekitar 15 menit, kami akhirnya menemukan air terjunnya. Sangat indah. Kami berjalan-jalan dan berfoto-foto di taman dekat air terjun tersebut. Di sepanjang jalan, kami banyak menemukan toko tempat souvenir dan baju-baju khas suku Taiwan tersebut. Tapi sayang, harganya sangat melampau tinggi. Kami hanya melihat-lihat saja.


Setelah merasa puas mengelilingi daerah sekitar air terjun, akhirnya kamu pun pulang. Ya.. Seperti yang telah kami rencanakan. Untuk pulang, kami menumpangi kereta mini ini. Harga yang harus dibayar sekitar 50-80 NTD. Cukup mahal memang. Maklum, Wulai merupakan tempat wisata favorit.


Stasiun kereta kecil adalah tepat di samping asrama Steven. Setelah kami menikmati pemandangan dari kereta kecil, akhirnya kami mengunjungi tempat tinggal STeven. Tempatnya sangat rapi dan bersih. Tidak seperti asrama saya yang sedikit tidak layak. Yaa.. Maklum. Tempat tinggal Steven masih termasuk ruang kelas para murid di sekolahnya. Jadi tempatnya sangat terawat. Sebelum pulang kembali ke Taipei, Steven memainkan piano. Sangat indah. Yup. Acara jalan-jalan di Wulai ini ditutup dengan sebuah permainan piano yang sangat cantik.


Selama perjalan pulang menuju tempat pemberhentian bis, akhirnya kami menemukan ayam gunung. Karena pada saat makan siang tadi, mereka menyicipi babi hutan dan saya pun menanyakan apakah ada ayam hutan disini. Akhirnya kami menemukannya. Harganya sekitar 80 NTD. Rasanya sangat berbeda dari ayam biasa. Dagingnya lebih kenyal. Saat mereka menanyakan pendapat saya mengenai ayam gunung, dan saya menjawab bahwa rasanya seperti daging babi, mereka tertawa terbahak-bahak tanpa berhenti. Mereka tahu saya tidak makan babi, tapi saya mengungkapkan kalimat tersebut seolah-olah saya pernah makan babi. Mereka sangat lucu saat menertawakan saya. Wisata di Wulai ini membuat kami bertiga semakin akrab.


Yup. Seperti yang direncanakan. Malam ini adalah acara dinner spesial untuk Anh, teman sekamar saya. Ada kejadian yang sangat membuat saya merasa tidak nyaman. Steven, teman saya ini, nada bicaranya memang sedikit tinggi. Maklum dia dari Australia. Dia datang ke acara malam ini sebenarnya karena ingin bertemu Jia Min yang masih teman saya juga. Tapi setelah mengetahui bahwa Jia Min tidak bisa mengikuti acara dinner ini, dia agak kecewa. Dia tidak begitu akrab dengan teman sekamar saya ini. Sedangkan dinner yang kami adakan hanya dihadiri oleh Lilly saja. Saya makin tidak nyaman saat ada sedikit pertengkaran mulut antara mereka berdua. Bukan pertengkaran sih sebenarnya. Lebih ke bercandaan, tapi agak sinis. Ditambah pula omongan teman sekamar saya yang mengungkit hal-hal antara saya dan Steven. Tapi sudahlah. Semua sudah terjadi.

Setelah makan malam selesai, kami menemui Louis, anak aiesec lain. Dia memang punya acara untuk minum teh bersama. Kami pun bertemu dengan EP lainnya. Saya sangat bersyukur, keadaan makin cair dan makinhangat. Apalagi setelah teh spesial pesanan kami tiba.


Ini adalah malam terakhir saya dan teman sekamar saya. Selama di kafe, saya berfoto-foto dengan dia. Kami bercium pipi. Sangat hangat. Sedih rasanya harus berpisah esok hari.


Meskipun selama di kafe dan di perjalanan malam itu saya banyak mengobrol bersama Louis, Sally, dan YB mengenai Club, tapi saya tidak lupa untuk menikmati jam-jam terakhir saya bersama Anh.

Saat tiba di kamar, yaitu sekitar jam 11 malam, kami beres-beres. Malam ini kami berencana tidur satu kasur. Pertama kalinya selama projek berlaangsung. Selama di kasur, kami bukannya tidur tapi malah mengobrol dan mengobrol. Hal yang kami bicarakan bukan lagi mengenai kami berdua, tapi mengenai laki-laki. Sedikit tidak nyaman memang. Tapi ya sudahlah.. Menikmati saja perpisahan ini.

Kami tidur sekitar jam 2 pagi, dan Anh harus bangun sekitar jam 3.30 untuk beres-beres. Saya sudah siapkan sebuah video yang saya buat sekitar 2 hari lalu. Video itu berisi foto-foto romantis kita berdua dengan backsound lagu favorit kita saat kita berkaroke. Saya upload ke youtube lalu posting di wall facebook dia. Saat jam 4 pagi, ketika saya masih tertidur, ia meminta ijin untuk menggunakan laptop saya untuk online karena laptop dia sudah dipack dan memang semalam dia tidak sempat online. Saya sebenarnya tidak tertidur. Saya hanya pura-pura. Saya tau saat dia menangis tersedu-sedu saat menonton video dari saya. Saya tidak tahu apa yang ia pikirkan. Yang saya tahu, ia merasa tidak enak karena saya sudah menyiapkan banyak hal untuk dia.

Jam 5 tiba. Akhirnya kami ke bawah untuk bersiap-siap menunggu Bapak tiba. Jam 5.30 kami berangkat ke Airport. Sepanjang jalan menuju Airport, saya tertidur. Mata saya berat sekali. Sesampainya disana, Bapak mengatakan bahwa keadaan di airport pagi ini tidak seperti biasa. Padat sekali. kami harus mengantri panjang. Orang-orang di airport seram-seram menurut saya. Keadaan makin seram saat Bapak menjelaskan kepada saya menganai orang asing. Pada saat itu, ada seorang gadis yang berbicara menggunakan bahasa indonesia kepada saya dan menanyakan apa saya akan ke Indonesia. Dan saya jawab tidak, karena saya hanya mengantar teman. Kata Bapak, banyak orang seperti itu di airport. Mereka bermaksud ingin menitipkan barang kepada kita. Dan terkadang barangnya itu membahayakan. Bapak berpesan kepada saya untuk lebih berhati-hati. Cukup menyeramkan menurut saya. Saya mungkin akan berangkat sendirian kesini.

Akhirnya check in pun selesai. kami mengantar Anh sampai pintu boarding. Saya memeluk dia erat-erat. Air mata sudah habis sejak kemarin. Saya hanya menangis seala kadarnya. Dia mencium saya berkali-kali sampai hampir menyentuh bibir. Dan saya menunggu dia sampai jauh, sampai hanya punggung saja yang terlihat. Begitulah hidup. Orang datang dan pergi seenaknya. Sampai ketemu di lain waktu, sahabatku :)