Monday, 16 January 2012

Exchange-Life Experience - Wulai, Taiwan #44

Sabtu, 14 Januari 2012
Selamat datang, hari bahagia! Hari ini jadwal saya padat dengan acara-acara yang menyenangkan! Berkunjung ke Wulai dan farewell dinner bersama Aiesecer dan anggota exchange lain. Saya persiapkan diri saya untuk semua acara besar tersebut. Dan beruntungnya saya bahwa hari ini matahari terbit sangat terik. Bisa saya katakan bahwa ini seperti summer. Panas!

Saya berangkat dari asrama ke Taipei Main Station sekitar pukul 12 siang. Tadinya saya ingin menghabiskan waktu lebih lama di Wulai dengan berangkat lebih awal. Sayangnya teman saya, Steven, yang tinggal di Wulai baru saja tiba di asramanya. Semalam dia mengikuti acara barbeque di Hsinchu dan baru saja pulang pagi harinya. Jadi saya biarkan dia beristirahat sebentar sampai siang hari. Lagi pula, teman saya satu lagi, Yaw Boon dari Malaysia, susah sekali dihubungi. Semalam dia clubbing, jadi agak sulit untuk bangun pagi. Rencananya memang tadinya hanya saya saja yang berangkat. Tapi karena YB sudah ada di Taipei, baru saja tiba dari Yunlin, jadi saya ajak dia sekalian.

Selama menunggu waktu sampai jam 12 siang, saya menyempatkan diri untuk mengobrol dan curhat bersama teman sekamar saya. Ini adalah hari terakhir saya dengan dia. Begitu juga dengan teman saya yang satu lagi, Chui Nee. Ia akan pergi siang ini menuju Taichung ke tempat pamannya terlebih dahulu sebelum tanggal 17 berangkat menuju Malaysia.

Banyak sekali yang saya ceritakan bersama teman sekamar saya. Sambil menunggu Chui mandi untuk makan siang bersama, kami berdua mengobrol dari hati ke hati; mengingat kejadian yang pernah kita lalui bersama. Tertawa sambil menangis, dan menangis sambil tertawa. Yaa.. Ternyata banyak sekali kejadian seru yang kita lalui.

Setelah semua siap, kami bertiga menuju restoran tempat biasa kami makan. Semenjak projek selesai, kami jarang sekali bisa makan bertiga, dan siang ini adalah yang terakhir kalinya kami makan bersama. Sambil menyantap makanan, saya bercerita mengenai Steven. Hari ini saya berniat mengungkapkan perasaan saya kepadanya. Keadaan menjadi semakin mencair dalam tawa saat saya mengatakan bahwa keberadaan YB nantinya akan sangat merusak suasana. Hahaha.

Setelah menikmati makan siang, saya sedikit memberi sepatah-dua patah kata kepada teman saya Chui Nee. Tak terasa air mata pun mengalir. Sunggu haru. Selamat jalan, sahabat kecilku!

Jam 12 pun tiba, saya menuju Taipei Main Satation. Ternyata YB tiba lebih awal dan dia membawakan saya kopi coklat Starbuck. YB memang sangat perhatian. Sepanjang jalanpun dia selalu menawarkan bantuan. Berasa seperti kakak sendiri. Yaa.. Setidaknya sekarang saya merasa bahwa keberadaan dia sedikit membawa kebahagiaan dan ketenangan.

Akhirnya kami tiba di Wulai. Perjalanan yang sangat panjang untuk jarak di Taipei. Kami harus mengambil kereta menuju Xindian dan ganti bis menuju Wulai. Tapi kami tidak menyesalinya, karena perjalanan bis menuju Wulai sangat menyenangkan. Sepanjang jalan, kami melihat pemandangan yang tidak biasa kami lihat selama di Taipei. Ini seperti bukan Taiwan. Indah sekali. Ditambah hari ini memang matahari bersinar sangat terik. Hari yang sempurna!


Steven mengajak kami berjalan-jalan mengelilingi daerah tempat tinggalnya. Ia menunjukkan salah satu sungai yang bisa kita singgahi. Ia bercerita bahwa ia sering turun kesana jika sedang merasa penat. Dan ternyata, tempatnya memang sangat menyejukkan!


Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore hari. Akhirnya kami memutuskan untuk mencari makanan. Dan tentu saja kami memilih makanan aborginal yang sangat spesial yang tidak bisa kami temui di tempat lain. Harganya memang agak mahal. Untuk sup ayam yang saya pesan, harganya sekitar 100 NTD dan nasi di dalam bambu, harganya sekitar 70 NTD.



Setelah mengisi perut, kami kembali berjalan-jalan. Kami pergi menuju tempat dimana air terjun berada. Steven menunjukkan kereta yang biasa ditumpangi para pengunjung disini.


Setalah berjalan sekitar 15 menit, kami akhirnya menemukan air terjunnya. Sangat indah. Kami berjalan-jalan dan berfoto-foto di taman dekat air terjun tersebut. Di sepanjang jalan, kami banyak menemukan toko tempat souvenir dan baju-baju khas suku Taiwan tersebut. Tapi sayang, harganya sangat melampau tinggi. Kami hanya melihat-lihat saja.


Setelah merasa puas mengelilingi daerah sekitar air terjun, akhirnya kamu pun pulang. Ya.. Seperti yang telah kami rencanakan. Untuk pulang, kami menumpangi kereta mini ini. Harga yang harus dibayar sekitar 50-80 NTD. Cukup mahal memang. Maklum, Wulai merupakan tempat wisata favorit.


Stasiun kereta kecil adalah tepat di samping asrama Steven. Setelah kami menikmati pemandangan dari kereta kecil, akhirnya kami mengunjungi tempat tinggal STeven. Tempatnya sangat rapi dan bersih. Tidak seperti asrama saya yang sedikit tidak layak. Yaa.. Maklum. Tempat tinggal Steven masih termasuk ruang kelas para murid di sekolahnya. Jadi tempatnya sangat terawat. Sebelum pulang kembali ke Taipei, Steven memainkan piano. Sangat indah. Yup. Acara jalan-jalan di Wulai ini ditutup dengan sebuah permainan piano yang sangat cantik.


Selama perjalan pulang menuju tempat pemberhentian bis, akhirnya kami menemukan ayam gunung. Karena pada saat makan siang tadi, mereka menyicipi babi hutan dan saya pun menanyakan apakah ada ayam hutan disini. Akhirnya kami menemukannya. Harganya sekitar 80 NTD. Rasanya sangat berbeda dari ayam biasa. Dagingnya lebih kenyal. Saat mereka menanyakan pendapat saya mengenai ayam gunung, dan saya menjawab bahwa rasanya seperti daging babi, mereka tertawa terbahak-bahak tanpa berhenti. Mereka tahu saya tidak makan babi, tapi saya mengungkapkan kalimat tersebut seolah-olah saya pernah makan babi. Mereka sangat lucu saat menertawakan saya. Wisata di Wulai ini membuat kami bertiga semakin akrab.


Yup. Seperti yang direncanakan. Malam ini adalah acara dinner spesial untuk Anh, teman sekamar saya. Ada kejadian yang sangat membuat saya merasa tidak nyaman. Steven, teman saya ini, nada bicaranya memang sedikit tinggi. Maklum dia dari Australia. Dia datang ke acara malam ini sebenarnya karena ingin bertemu Jia Min yang masih teman saya juga. Tapi setelah mengetahui bahwa Jia Min tidak bisa mengikuti acara dinner ini, dia agak kecewa. Dia tidak begitu akrab dengan teman sekamar saya ini. Sedangkan dinner yang kami adakan hanya dihadiri oleh Lilly saja. Saya makin tidak nyaman saat ada sedikit pertengkaran mulut antara mereka berdua. Bukan pertengkaran sih sebenarnya. Lebih ke bercandaan, tapi agak sinis. Ditambah pula omongan teman sekamar saya yang mengungkit hal-hal antara saya dan Steven. Tapi sudahlah. Semua sudah terjadi.

Setelah makan malam selesai, kami menemui Louis, anak aiesec lain. Dia memang punya acara untuk minum teh bersama. Kami pun bertemu dengan EP lainnya. Saya sangat bersyukur, keadaan makin cair dan makinhangat. Apalagi setelah teh spesial pesanan kami tiba.


Ini adalah malam terakhir saya dan teman sekamar saya. Selama di kafe, saya berfoto-foto dengan dia. Kami bercium pipi. Sangat hangat. Sedih rasanya harus berpisah esok hari.


Meskipun selama di kafe dan di perjalanan malam itu saya banyak mengobrol bersama Louis, Sally, dan YB mengenai Club, tapi saya tidak lupa untuk menikmati jam-jam terakhir saya bersama Anh.

Saat tiba di kamar, yaitu sekitar jam 11 malam, kami beres-beres. Malam ini kami berencana tidur satu kasur. Pertama kalinya selama projek berlaangsung. Selama di kasur, kami bukannya tidur tapi malah mengobrol dan mengobrol. Hal yang kami bicarakan bukan lagi mengenai kami berdua, tapi mengenai laki-laki. Sedikit tidak nyaman memang. Tapi ya sudahlah.. Menikmati saja perpisahan ini.

Kami tidur sekitar jam 2 pagi, dan Anh harus bangun sekitar jam 3.30 untuk beres-beres. Saya sudah siapkan sebuah video yang saya buat sekitar 2 hari lalu. Video itu berisi foto-foto romantis kita berdua dengan backsound lagu favorit kita saat kita berkaroke. Saya upload ke youtube lalu posting di wall facebook dia. Saat jam 4 pagi, ketika saya masih tertidur, ia meminta ijin untuk menggunakan laptop saya untuk online karena laptop dia sudah dipack dan memang semalam dia tidak sempat online. Saya sebenarnya tidak tertidur. Saya hanya pura-pura. Saya tau saat dia menangis tersedu-sedu saat menonton video dari saya. Saya tidak tahu apa yang ia pikirkan. Yang saya tahu, ia merasa tidak enak karena saya sudah menyiapkan banyak hal untuk dia.

Jam 5 tiba. Akhirnya kami ke bawah untuk bersiap-siap menunggu Bapak tiba. Jam 5.30 kami berangkat ke Airport. Sepanjang jalan menuju Airport, saya tertidur. Mata saya berat sekali. Sesampainya disana, Bapak mengatakan bahwa keadaan di airport pagi ini tidak seperti biasa. Padat sekali. kami harus mengantri panjang. Orang-orang di airport seram-seram menurut saya. Keadaan makin seram saat Bapak menjelaskan kepada saya menganai orang asing. Pada saat itu, ada seorang gadis yang berbicara menggunakan bahasa indonesia kepada saya dan menanyakan apa saya akan ke Indonesia. Dan saya jawab tidak, karena saya hanya mengantar teman. Kata Bapak, banyak orang seperti itu di airport. Mereka bermaksud ingin menitipkan barang kepada kita. Dan terkadang barangnya itu membahayakan. Bapak berpesan kepada saya untuk lebih berhati-hati. Cukup menyeramkan menurut saya. Saya mungkin akan berangkat sendirian kesini.

Akhirnya check in pun selesai. kami mengantar Anh sampai pintu boarding. Saya memeluk dia erat-erat. Air mata sudah habis sejak kemarin. Saya hanya menangis seala kadarnya. Dia mencium saya berkali-kali sampai hampir menyentuh bibir. Dan saya menunggu dia sampai jauh, sampai hanya punggung saja yang terlihat. Begitulah hidup. Orang datang dan pergi seenaknya. Sampai ketemu di lain waktu, sahabatku :)

No comments:

Post a Comment