Sunday 22 January 2012

Exchange-Life Experience #50

Jumat, 20 januari 2012
Hari pertama dan pengalaman pertama tinggal dengan warga lokal di taiwan. Selama projek berlangsung, saya hanya tinggal di asrama. Bebas kesana kemari. Apalagi letak asrama saya termasuk strategis dibandingkan dengan teman-teman saya yang di Yingge, Wulai, apalagi teman saya yang di Yun-Lin. Saya termasuk orang yang beruntung.

Saya mengalami masa-masa sempurna selama projek berlangsung. Guru-guru dan staf-staf yang baik, teman sekamar yang baik, kondisi keuangan yang baik, dan juga sahabat-sahabat dari luar projek yang baik-baik. Saat saya harus meninggalkan Taipei, berat sekali rasanya. Apalagi saya bakal tinggal di Taichung di rumah orang lain, warga Taiwan.

Pada hari Kamis, saya berangkat pukul 3 sore dari asrama. Barang bawaan saya berat sekali. Ada 4 tas yang harus saya bawa. Yang pertama yaitu koper besar, lalu tas ransel, tas laptop dan juga tas tangan. Kamis pagi saya sudah merencanakan bagaimana saya membawa tas-tas itu ke Taipei Bus Station. Semalam sebelum saya pergi ke Taichung, saya sudah melakukan sedikit survey mengenai jalan yang harus saya tempuh untuk bisa sampai ke pintu bus. Ternyata banyak sekali tangga yang harus saya tempuh untuk sampai kesana. Oleh karena itu, saya merencanakan untuk menyuruh satpam sekolah mengantar saya sampai Taipei Main Station. Saya mengetik beberapa kalimat dalam Bahasa Inggris, kemudian saya translet ke dalam Bahasa Cina yang saya foto dengan menggunakan hp kamera saya.

Beberapa menit sebelum saya berangkat menuju TMS, saya tunjukkan foto teks bahasa Cina itu kepada salah satu pengawas sekolah. Pada awalnya dia mengangguk, dan kemudian meminta ijin entah kemana. Saya pikir dia minta ijin ke belakang untuk persiapan. Tidak tahunya, ia memanggil supervisor dan juga Amy.

Saya senang jika diberi tumpangan kesana. Tapi saya sudah bertekad tidak ingin merepotkan mereka lagi. Malu. Saya tinggal beberapa hari lebih lama di asrama, ditambah sudah meminta isi ulang gas untuk air panas. Lagi pula, siang itu, banyak sekali murid kelas enam yang masih berkeliaran dimana-mana. Mereka menjenguk saya dan membawa barang-barang saya. Akhirnya setelah menjelaskan keinginan saya, yang mengantar saya adalah Amy, pergi bersama saya dengan kereta. Para murid mengantarkan sampai Shanjia Station dan Amy mengantarkan saya sampai Taipei Bus Station.

Entah saya yang salah atau memang saya tidak perhatian, ternyata perjalanan dari kereta TRA dari Shanjia ke TBS tidak memakan banyak tangga. Kita banyak melewati eskalator dan sampai akhirnya sampai tepat di depan Bus Station.

Saya sampai di BS sekitar pukul 4. Masih ada beberapa menit lagi. Saya tidak sempat makan siang tadi siang karena restoran yang biasa saya singgahi tidak buka siang itu. Saat saya menceritakan hal ini kepada Amy, ia langsung mempersilakan saya untuk membeli makanan. Saya sangat bersyukur Amy ada disitu. Mungkin jika Amy tidak ada disitu, saya sudah sekarat. Sepanjang perjalanan, Amy mebawa koper super besar milik saya. Meskipun badannya imut, tapi dia dengan senang hati membawa bawaan saya. Bahkan hingga detik saya masuk bis pun, Amy masih setia membawa koper saya. Dia menunggu saya sampai detik akhir bis saya melaju. Sebelum saya masuk bis, saya lihat wajah Amy sedikit keringatan. Saya rasa dia merasa lelah telah kerja keras menolong saya. Terima kasih, Amy. Hari ini saya merasa sangat diberkahi Allah..

Pukul 7 malam, saya tiba di Taichung. Meskipun agak sedikit telat untuk sampai rumah Lynn karena kita sempat tersesat tidak tahu lokasi masing-masing, tapi saya merasa sangat bersyukur hari ini. Berangkat diantar Amy, sekarang tiba di Taichung pun dijemput Lynn. Malam pertama di rumah Lynn saya gunakan untuk beristirahat.

Pagi hari di Taichung memang sangat indah. Saya ingin sekali pergi ke suatu tempat disini. Tapi sayangnya hari Jumat ini saya hanya tinggal seharian di dalam kamar bersama Lynn. Saya bangun siang sekali, dan di siang harinya pun saya tidur siang lama sekali.

Saya sedikit jengkel hari ini. Saya mengharapkan bisa pergi ke suatu tempat disini. Tapi Lynn selalu mengandalkan ayahnya. Rumahnya memang sangat jauh dari peradaban. Sehingga perlu taksi atau mobil pribadi menuju tempat ramai agar bisa naik bis atau kereta.

Malam ini kita berencana pergi ke pasar malam. Meskipun agak telat menurut saya, akhirnya kami pergi kesana pukul 8 malam. Sang ayah hanya mengantar saja. Kami pergi ke pasar malam bertiga. Saya, Lynn, dan Adiknya Lynn. Kami menghabiskan waktu dari pukul 8 malam sampai pukul 1 malam. Puas!

Sebelum berangkat, Lynn mengatakan bahwa pasar ini murah sekali. Saya sangat senang mendengarnya. Saya sedikit menyesal telah belanja banyak di Taipei. Tapi setelah mengelilingi Fongchia Night Market Taichung, ternyata harganya mahal-mahal. Tidak ada yang menjual barang-barang seharga 100 NTD seperti di Wu Fen Fu. Sekarang saya merasa menyesal tidak belanja banyak selama di Taipei.

Malam ini setidaknya bisa mengobati kejenuhan saya di pagi hari. Sepulang dari pasar malam, saya mempersiapkan diri untuk besok hari. Besok saya akan pergi ke Alishan selama dua hari. Semoga menyenangkan. Amin.

No comments:

Post a Comment