Saturday 11 February 2012

Between Indonesian and Australian in Taiwan

Setelah pertemuan di Alishan, saya dan Steven tidak pernah bertemu lagi. Ia melanjutkan perjalanannya menuju Tainan dari Chiayi, dan saya melanjutkan kembali ke Taichung. Saya menyempatkan berpetualang ke Sun Moon Lake, dan ia menikmati petualangannya di Tainan.

Setelah beberapa hari kemudian setelah kembali dari Alishan, saya melihat Steven sudah update di facebook profilenya. Nampaknya ia sudah kembali ke Taipei. Dia pun sempat mengomentari album foto saya ketika saya di Sun Moon Lake. Dia bilang bahwa Sun Moon Lake sangat indah. Saya menyetujui pendapatnya, namun ketika saya berkata bahwa 'nothing can compete the beauty of Alishan', ia tak bisa menyetujui lebih dari pada itu. Ia nampaknya sangat mencintai Alishan lebih dari apapun.

Di Taichung sekalipun, kita berdua tidak pernah kehilangan komunikasi. Kita tetap berkomunikasi lewat skype. Kita berdua bercerita banyak. Ia bercerita tentang Tainan, dan saya bercerita tentang Taichung. Tapi ia tidak pernah terlewat untuk selalu memuji Alishan yang keindahannya melebihi apapun, menurutnya. Saya tidak tahu apa yang ia maksud. Melihat foto-foto di handycamnya, saya rasa Taroko dan Tainan justru jauh sekali lebih indah daripada Tainan. Pada malam itu, ketika kita sedang membicarakan tentang Alishan, saya ingin sekali membicarakan masalah yang lebih personal dan sekaligus mengucapkan banyak terima kasih karena sudah menjadi sahabat yang sangat baik kepada saya. Malam itupun saya berniat untuk menyuruh Steven mengunjungi saya di bandara pada saat saya pulang nanti. Namun saya sangat canggung. Saya pun mengurungkan niat dan mengakhiri perbincangan di skype.

Untuk membingkai semua kenangan yang telah saya dan Steven lewati bersama, saya akhirnya membuatkan dia video sederhana ini:

http://www.youtube.com/watch?v=b8lGXff3Yko

Video ini saya buat semalam sebelum keberangkatan ke Indonesia. Saya menyeleksi foto-foto di album saya yang saya ambil ketika kita berdua jalan bersama. Saya susun foto-foto tersebut dari pertama kali kita bertemu sampai terakhir kali kita jalan bersama. Dari sini saya baru sadar, bahwa saya sudah sangat dekat sekali dengan dia. Dengan backsound lagu yang saya pertama kali dengar di komputer milik adik laki-laki teman saya di rumah di Taichung itu, akhirnya saya memutuskan untuk menjadi lagu di video saya. Lagunya cocok sekali. Sangat sangat cocok sekali! Berjudul If I Let You Go dari Westlife, lagu tersebut mewakili perasaan saya yang sebenarnya tidak ingin berpisah dengan dia.

Satu malam sebelum keberangkatan di Indonesia, saya berniat untuk melakukan misi tersebut. Saya harus mengungkapkan perasaan saya. Saya tidak akan pernah bisa bertemu lagi dengan dia.. Dengan bantuan saran dari mantan teman sekamar saya dari Vietnam, dan juga sahabat saya dari Indonesia, saya akhirnya bertekad bulat mengatakan perasaan saya kepada dia. Tapi saya tidak ingin dianggap sepele. Saya tidak menaruh kata 'like', apalagi kata 'love'. Saya hanya mengatakan bahwa 'i am so into you'. Dengan kata-kata ringan yang sudah saya siapkan dan video yang sudah saya upload ke youtube, akhirnya saya dan Steven berbincang-bincang ringan.

Berikut adalah isi ungkapan yang saya tulis untuk Steven di malam terakhir sebelum kepulangan saya ke Indonesia. Saya terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.


Teruntuk, Steven.
Sudah lama sekali kita bersama semenjak kita pertama kali bertemu di konferensi Taiwan dua bulan lalu.
... dan saya menemukan banyak sekali kejanggalan di kehidupan saya selama exchange semenjak saat itu.


Apakah kamu tahu?


Kamulah orang yang membuat saya selalu menghapus berkali-kali kata-kata hanya untuk terdengar pantas baru saya bisa mengirimkannya kepada kamu ketika kita sedang mengobrol di Skype.


Kamulah orang yang membuat saya selalu mengganti berkali-kali baju hanya untuk terlihat menarik di depan kamu ketika kita akan jalan bersama.


Kamulah orang yang membuat saya selalu membuat saya sangat gugup dan membuat saya memikirkan banyak sekali topik pembicaraan hanya untuk terlihat lebih alami setiap kita akan mengobrol.

.. pada intinya, kamu adalah orang yang telah membuat exchange saya di Taiwan menjadi sangat berwarna.

 Pertama kali, saya sedikit ragu.
Namun sekarang saya tahu, i am into you.


Saya tidak tahu alasan mengapa saya harus mengatakan ini.
Anggaplah ini sebagai sebuah apresiasi untuk sahabat terdekat dan terbaik selama exchange di Taiwan.
Lagipula, saya tidak tahu kapan saya akan bisa bertemu denganmu lagi.


Tidak ada hal lain yang saya harapkan.
Ingatlah saya, seorang gadis Indonesia yang pernah sangat dekat sekali denganmu selama exchange-mu. 


Saya harap saya tidak pernah mengatakan selamat tinggal kepadamu..

Saya mengirimkan kalimat panjang tersebut bersamaan dengan link video yang telah saya buat. Steven sangat menyukai video tersebut, ia juga sangat terkesan dengan kata-kata saya. Kita mengobrol mengenai momen-momen yang kita lewati selama di Alishan. Dia berkata bahwa momen-momen yang terjadi di Alishan adalah momen-momen yang paling akan ia tidak lupakan ketika ia kembali ke negaranya. Saya sangat terharu. Malam terakhir di Taiwan menjadi penutup yang sangat sempurna.

Inilah yang disebut Winter Love, atau cinta semusim. Cinta yang terjadi hanya ketika musim itu berlangsung, dan akan kembali normal ketika musim itu berakhir. Cinta yang tumbuh karena kebersamaan selama exchange, dan akan kembali normal saat kita kembali ke negara kita masing-masin..


Terima kasih Taiwan..
Sampai jumpa di suatu hari nanti, Steve..

No comments:

Post a Comment