Friday, 10 February 2012

Winter Love - Part V (Alishan)

Bulan madu? Mungkin iya. Hahaha. Katakan saja begitu. Karena hanya akan ada saya dan Steven yang menjadi peserta exchangenya. Saya pergi menuju Chiayi sendirian dari Taichung, dan saya akan bertemu Steven dan gurunya beserta satu orang temannya. Kita bertemu di Chiayi Station sekitar pukul 11 siang hari. Gurunya bernama Yukan, dan temannya bernama Arkus. Steven sangat sangat sangat baik dan perhatian sekali kepada saya selama di Chiayi dan Alishan. Ternyata dia telah bercerita banyak mengenai saya di hadapan guru dan teman gurunya. Saya sangat terkagum.

Sesampainya di Alishan, kita dijemput oleh teman kecil gurunya. Ia bernama Dipu. Tujuan kita mengunjungi Alishan adalah Yukan ingin mengadakan reuni kecil dengan Dipu. Yukan pun sudah menjamin segala hal selama kita di Alishan bahwa semua akomodasi dan makan serta transport di Alishan akan ditanggung Dipu. Itulah mengapa saya bersedia datang ke Alishan.

Kiri ke kanan: Steven - Saya - Dipu - Yukan - Arkus

Hari pertama di Alishan, kita berkeliling halaman dan kebun rumahnya Dipu. Rumahnya sangat unik. Terletak di atas gunung dengan segala kebun-kebun yang bisa langsung dikonsumsi hasilnya dan diolah sebagai bahan makanan. Sangat alami sekali. Kita berempat sangat puas.



Yang saya suka dari Alishan adalah, jika kita mendaki gunung di negara kita, maka yang kita lihat di sisi kiri dan kanannya adalah pohon cemara. Tetapi di Alishan, sepanjang jalan kita mendaki gunung, maka di sisi kiri dan kanan kita adalah pohon sakura. Bahkan sakura pun tumbuh di pekarangan rumah Dipu. Sangat indah..



Setelah puas mengeliling wilayah Dipu, ia pergi mengajak kita mengunjungi suatu tempat yang cukup terkenal di Alishan, yaitu Fen Chi Hu Old Station. Kiat berlima mengambil gambar, berpose gila dan bersenda gurau selama disana. Saya banyak mengobrol dengan Arkus, karena saya memang sangat suka berteman dengan laki-laki yang sifatnya kewanitaan, seperti Arkus. Arkus pun saya panggil 'Tanteu' dan ia menyetujuinya.

Dengan sikap saya yang sangat ceria, dan keluar sifat asli saya yang begitu cerewet di depan Arkus, saya pun memanfaatkan keadaan ini agar bisa lebih dekat dengan Steven. Sifatnya yang mulai membaur selama di Alishan membuat saya dan Steven semakin akrab.

Hari pertama kita berlima habiskan untuk mengunjungi Fen Chi Hu Old Station, Fen Chi Hu Night Market, pohon menyan tertua dengan umur sekitar 2 abad, mengemil donat dan minuman jelly khas Alishan, afternoon Alishan tea, dan juga menikmati matahari terbenam yang sangat luar biasa indahnya! Saya cinta Alishan!



Diantara semua momen-momen di Alishan, saya sangat suka berada di dalam mobil. Karena di dalam mobil, saya bisa duduk tanpa jarak dengan Steven. Dipu menyetir, dan Yukan duduk di depan menemani Dipu. Otomatis kami bertiga berdempetan duduk di kursi belakang. Bukan hanya duduk berdekatan, saya pun sering kali bersender di bahu Steven. Saya sering melakukan perbuatan sangat akrab dengan Arkus layaknya perbuatan seperti ke kakak perempuan sendiri. Saya pun tidak sungkan melakukannya kepada Steven karena saya rasa Steven sudah  terbiasa melihat saya dekat dengan Arkus. Steven pun tidak pernah menolak setiap saya dekat dan akrab dengan dia.

Namun kejadian paling romantis terjadi pada malam hari di rumah Dipu. Kita berlima ditambah dengan keluarga Dipu merayakan tahun baru cina dengan mengadakan barbeque. Sebelum barbeque dimulai, Dipu mengajak kita berempat pergi ke atas gunung untuk melihat langit dan bintang. Semua lampu dimatikan. Saya berangkulan dengan Arkus dan Steven pun menyusul. Selama melihat bintang, Steven pun merangkul saya.. Sungguh momen yang sangat indah.

Setelah selesai melihat bintang, kita kembali melanjutkan barbeque. Kita bersama menghabiskan malam dengan makan sambil bernyanyi-nyanyi. Yukan menyanyi dengan suara merdunya yang aboriginal sekali, dan Dipu memetik gitar. Waktu berjalan sangat cepat. Tak terasa saya pun merasa sangat lelah. Saya duduk dekat Steven, dan pada malam itu Steven sangat perhatian sekali. Mungkin ia sadar bahwa saya adalah satu-satunya teman dari jauh yang ia miliki pada saat itu, dan saya perempuan diantar semua laki-laki disana sehingga Steven menjaga saya dengan sangat baik. Entah Steven melihat sekali wajah saya yang sangat kelelahan atau memang ia ada sesuatu, dengan sangat lembut ia menawarkan "You are sleepy, aren't you? Do you need my shoulder?", saya yang sudah mengangguk saat ia bertanya apakah saya mengantu, saya langsung bersandar di bahunya. Saya tertidur di bahu Steven, sampai Dipu mempersilakan saya untuk pergi tidur lebih dulu dari mereka. Saat saya mengiyakan, Steven adalah satu-satunya orang yang mengantarkan saya menuju tempat tidur.

Kita hanyalah tamu disana. Keluarga Dipu telah menyediakan empat buah kasur dengan empat buah selimut di ruang tamu. Saya tidak mungkin tidur di tengah di antar laki-laki ini, pikir saya. Saya pun memilih tempat tidur paling ujung dekat dinding. Saya tidak tahu siapa yang akan tidur di samping saya. Namun saya pikir, tidak mungkin guru  Steven akan tidur di samping saya, bahkan Arkus yang dekat sekali sekalipun tidak akan mungkin tidur di sebelah saya. Steven lah teman saya dan kita berdua datang dari tempat dan organisasi yang sama di Taiwan. Steven sangat sopan kepada saya. Selalu. Dia selalu memperlakukan saya secara baik-baik sekali. Mungkin karena ia sangat tahu dengan agama yang saya anut. Sebelum tidur pun, Steven berkata "Is that okay for me to sleep here beside you?". Saya hanya mengangguk kagum atas kesopanannya.

Sekali lagi, saya cinta Alishan!

No comments:

Post a Comment