Friday 6 January 2012

Exchange-Life Experience #36

Kamis, 5 Januari 2012
Hari ini sangat tidak baik. Jadwal mengajar saya hanya satu kelas hari ini. Saya mengajar 2 period di kelas 5 level high. Tapi hasilnya tidak memuaskan. Hari ini saya menggunkan materi yang baru saja saya gunakan kemarin di kelas 4 level high, yaitu mengenai birthday party. Karena saya rasa, materi mengenai birthday party kemarin itu sedikit kurang memuaskan karena para murid tidak bisa menemukan banyak kata yang tersembunyi dibalik acak-kata yang saya berikan di worksheet.

Kelas berjalan dengan baik saat saya menyuruh mereka untuk menghapal vocabulary satu-per-satu, hingga pada akhirnya saya menyuruh mereka mengerjakan worksheet. Saya mengijinkan mereka untuk saling bertanya kepada temannya, tapi keadaan kelas malah jadi amburadul. Dan keadaan makin sungkan saat sang guru di kelas sebelah yang mungkin menyadari bahwa materi ini baru saja dipakai di kelasnya kemarin. Saat saya berjalan ke belakang, sang guru pemilik kelas yang saya ajarkan berkata "kamu baik-baik saja mereka membuat kebisingan di kelas?". Saya hanya menjawab "tak apa, mereka sedang diskusi". Jawaban yang menyakitkan adalah "kamu yakin? mereka bukan sedang berdiskusi. Mereka sedang mengobrol". Dari situ, keadaan kelas semakin dan semakin sungkan. Saya pun tidak menikmati penguasaan panggung kelas. Saya kaku. Dan mungkin para murid tidak menikmati hidangan pelajaran yang saya berikan. Oke. Saya tidak baik hari ini.

Saya merasa bersalah kepada kedua guru tersebut, Rachel dan Carrie. Kepada Rachel, saya merasa bersalah karena sudah menggunakan materi yang saya telah ajarkan di kelas dia. Kepada Carrie, saya merasa bersalah karena sudah menggunakan materi bekas Rachel dan membiarkan keadaan kelas sangat berantakan. Untuk menebus kesalah saya, saya meminta kepada Rachel dan Carrie untuk mengijinkan saya masuk ke kelas yang kosong di minggu terakhir saya disini untuk mengajarkan materi mengenai kebudayaan Indonesia. Saya ingin bermain bersama mereka. Semoga dengan itu, saya bisa merubah segalanya menjadi baik. Yaa.. Saya ingin memiliki happy ending di sekolah tercinta ini.

Keadaan yang tidak baik pun ditambah ketika saya menyadari bahwa gatal-gatal yang saya alami ini semakin memburuk. Yaa.. Ini memang karena faktor winter atau udara yang tidak bersahabat dengan keadaan kulit saya. Tapi yang saya khawatirkan, saat si suster di Nurse Room di sekolah ini pertama menyarankan untuk menggunakan lotion yang biasa minggu lalu, gatal-gatal ini akan cepat hilang. Karena hanya butuh pelembab. Tapi nyatanya, gatal-gatal ini semakin memburuk. Saya tidak bisa tidur karena gatal. Oleh karena itu, saya beranikan untuk datang lagi ke ruang Nuerse Room untuk mengecek. Si suster mengatakan hal ini sudah sedikit serius. Saya lalu meninggalkan ruangn karena percuma. Saya dan dia hanya bisa berkomunikasi dalam body language. Chui Nee sibuk, sehingga saya tidak bisa membawa dia sebagai translator. Pada jam Taking A Nap, saya datang ke ruangan Candy karena Rachel dan Carrie sedang tidur. Setidaknya Candy bisa menenangkan. Saat jam Taking A Nap selesai, saya ke ruangan Rachel. Rachel membawa saya ke Nurse Room dan mereka berbincang sehingga memutuskan untuk membawa saya ke dokter. Jam 4 sore setelah sekolah bubar, supervisor saya, Tom, dan Rachel membawa saya ke dokter. Ya.. Memang faktor suhu. Saya tidak seharusnya membiarkan kulit saya kering. Saya diberi obat untuk meringankan gatal-gatal dan perih ini. Nanti saat kulit saya sudah pulih, saya harus rajin-rajin membalur dengan lotion biasa sebagai mosturizer. Biaya pengobatannya sekitar 400 NTD atau 120.000 rupiah. Mereka membayarkannya untuk saya. Terima kasih =)

Sesampainya di kamar, saya mulai menjelajahi dunia maya. Saat saya mengaktifkan Skype, betapa terkejutnya saya melihat si 'dia' memulai pembicaraan duluan. Tadinya saya menunggu chat berikutnya, tetapi  dia tidak juga melanjutkan pembicaraan, hingga pada akhirnya saya membuka tab Skype saya. Dan  ternyata dia telah menuliskannya panjang lebar untuk saya. Hmm.. Berita buruk. Dia mengatakan bahwa sekolahnya berubah pikiran untuk mengijinkan saya tinggal disitu. Saya tidak tahu apa alasannya, karena pada saat saya bertanya balik, dia tidak mebalas chat saya. Saya tidak tahu ada apa sebenarnya dengan dia. Apa hal itu benar-benar datang dari sekolah atau memang dia yang menginginkannya. Tapi saya hanya bisa berpositif thinking karena pada kenyataannnya saya pun tahu bahwa dia telah menyiapkan seluruhnya untuk tempat tinggal saya dan ekspresi dia pun selalu senang jika membahas hal ini. Sudahlah.. Ya mungkin beginilah Asia. Meskipun hal ini sudah umum di kalangan para exchange participant untuk tinggal satu atap, tapi tetap saja agak sedikit sungkan meskipun kita berbeda kamar dan berbeda tujuan hidup. Sekarang saya mulai kembali mengatur jadwal saya. Mungkin pada akhirnya saya akan merubah jadwal penerbangan saya. Mungkin itu satu-satunya jalan.

Tidur nyenyak. Hanya bisa berharap bahwa esok akan lebih baik. Amin.

No comments:

Post a Comment